Selasa, 26 Februari 2013

[Tulisan Saya] Sepatu Pinokio

Cerita Bersambung


SEPATU PINOKIO
Shinta Handini


# Bagian ke-1

Minggu pagi yang cerah. Hari ini Mama membuat sarapan istimewa, nasi goreng dengan sosis dan telur. Ditambah irisan mentimun dan tomat segar. Mama juga membuat milkshake cokelat.
Sandra yang baru selesai bermain sepeda keliling kompleks langsung menuju dapur. Harum masakan Mama menggelitik hidungnya.
“Wah, sarapan yang hebat!” Tangan Sandra bergerak untuk mencomot potongan sosis.
“Eh, sudah cuci tangan belum, Sayang?” tegur Mama.
“Hehehe ... lupa, Ma.” Potongan sosis yang sudah diincar Sandra tidak jadi diambilnya.
Mama menggeleng-gelengkan kepala seraya matanya melihat ke arah wastafel. Dengan tersenyum malu Sandra segera mencuci tangannya.
“Sudah, Ma!”
“Pintar!” puji Mama. “Ayo, sekarang habiskan sarapanmu, setelah itu kita ke rumah Nenek.”
Sandra yang gembira dan bersiap melahap sarapan paginya langsung cemberut.
“Mama ... aku enggak mau ke rumah Nenek. Pokoknya enggak mau!” protes Sandra.
“Lho, kenapa, Sandra? Nenek pasti sedih kalau kamu enggak ke rumahnya. Apalagi kamu kan, cucu kesayangan nenek.”
“Aku sebal! Nenek selalu kasih aku bakiak. Aku jadi diledekin sama teman-teman. Kata mereka,’Ih, Sandra pakai sepatu Pinokio. Sepatu kayu.’ Gitu, Maaa ....” Sandra manyun (shinta banget hihihihi). Mulutnya maju beberapa senti.
Mama yang melihat ekspresi Sandra jadi tertawa.
“Biar saja, Sandra. Lama-lama, teman-temanmu akan bosan meledek.” Mama menasihati Sandra. “Mereka itu sebenarnya kagum dengan bakiak buatan nenekmu. Zaman sekarang, susah lho, mencari bakiak seperti itu. Apalagi, buatannya halus. Nenekmu juga menghias bakiak itu dengan lukisan tangannya. Jadi terlihat indah dan modis.”
“Ih, Mama tau apa tentang modis? Bagaimanapun juga, pakai bakiak itu enggak modis, Ma. Kuno!” gerutu Sandra. “Benar kata teman-teman, bakiak itu sepatunya Pinokio.”
“Hm, coba Mama lihat. Mana bakiak pemberian nenek?”
“Enggak mauuu .... Sandra enggak mau pakai. Sandra enggak mau jadi Pinokio yang pakai sepatu kayu.”
Sandra berlari masuk ke dalam kamarnya. Mama hanya menggeleng-geleng saja melihat tingkahnya.
***

# Bagian ke-2

“Kamu sudah beli majalah Cantika yang terbaru?” Nina memperlihatkan sebuah majalah edisi terbaru kepada Sandra.
“Eh, belum. Kamu sudah beli aja. Lihat, dong!” Sandra mengambil majalah itu dari tangan Nina.
“Coba kamu lihat model bajunya. Keren! Modis banget. Aku pengin, deh, punya baju seperti itu.”
Sandra membuka halaman mode yang ditunjuk Nina.
“Wow, keren! Baju model kayak begini memang lagi nge-trend. Simple dan kelihatan kasual.”
“Coba kamu lihat aksesorinya,” tunjuk Nina. “Enggak macam-macam juga, kan? Cuma jepit atau bando sederhana.”
“Iya. Betul banget!” Sandra mengangguk setuju. “Tapi, alas kakinya. Coba, lihat! Ini kan ....” Sandra membaca keterangan yang tertulis di halaman model tersebut. “Model ini memakai kelom. Alas kakinya namanya kelom. Kok, seperti ... bakiak, ya?”
“Coba aku lihat!” pinta Nina.
Sandra menyerahkan majalah Cantika dengan halaman mode yang tetap terbuka. Nina memperhatikan alas kaki yang dipakai oleh modelnya.
“Hm, beda, dong! Di sini jelas-jelas kalau yang dipakai oleh modelnya namanya kelom, bukan bakiak. Lihat saja! Kelomnya warna-warni dan berhiaskan lukisan bunga-bunga yang cantik. Walau sama-sama terbuat dari kayu, tapi ini bukan bakiak. Kalau bakiak, kan, kuno. Cuma alas kaki kayu yang diberi penutup hitam dari karet. Terus biasanya dipakai sama nenek-nenek buat ke pasar. Kalau kita yang pakai, enggak banget, deh, pokoknya! Bakiak itu sepatunya Pinokio. Ga modis!” kata Nina panjang lebar.
“Tapi ... bakiakku seperti ini, kok! Nenekku yang buat. Seperti yang aku ceritakan waktu itu,” ucap Sandra.
“Ah, kalau bakiak, mah, tetap aja namanya bakiak. Sepatu Pinokio. Bakiak itu beda sama kelom.” Nina tetap pada pendiriannya.
Sandra tercenung. Dia tetap merasa kalau bakiak buatan neneknya itu, ya kelom itu. Memang, sih, selama ini nenek kalau membuat bakiak seperti yang dibilang oleh Nina. Cuma alas kayu yang diberi penutup hitam dari karet. Tapi khusus untuk Sandra, penutupnya berwarna biru cerah yang dilukis gambar bunga-bunga kecil warna kuning. Dalam hati Sandra sebenarnya mengakui, kalau bakiak buatan nenek khusus untuk dirinya itu cantik sekali. Tapi waktu Sandra cerita kepada Nina dan beberapa teman perempuan lainnya, mereka tidak percaya. Mereka malah mengejeknya kalau bakiak itu sepatu Pinokio. Sandra jadi malu dan tidak mau memakainya.
Teng ... teng ... teng .... Bel sekolah berbunyi.
“Masuk, yuk! Sudah bel, tuh!” ajak Nina. “Nanti pas istirahat kita kasih tau ke teman-teman lain.”
“Yuk!” sambutnya. “Sepertinya besok aku akan bawa bakiak buatan nenekku yang aku ceritakan itu.” Sandra menggumam sendiri.
Nina tidak mendengar. Gumaman Sandra tenggelam di antara keriuhan teman-teman yang masuk kelas. Mereka pun kemudian berbaur dengan teman-teman lain di dalam kelas. Siap untuk menerima pelajaran hari ini.
***

# Bagian ke-3

“Wah, keren! Ini mirip seperti yang ada di majalah Cantika yang kemarin dibawa sama Nina!” seru Gea takjub.
“Iya, keren banget! Hebat kamu sudah punya,” ujar Risma.
“Pasti kamu belinya mahal, ya?” tanya Nina ikutan takjub.
Sandra senyum-senyum mendengar rentetan pujian dan pertanyaan dari teman-temannya.
“Ah, enggak! Ini gratis, kok!” jawab Sandra.
“Gratis?” Nina, Gea dan Risma serentak kaget.
“Iya, gratis!” jawab Sandra senang. “Bagus, kan?”
“Iya, bagus!” puji Nina.
“Salah ... salah! Enggak bagus lagi, Nin. Tapi bagus banget!” ujar Gea.
“Benar! Bagus banget! Kamu beruntung banget, Sandra,” kagum Risma.
Nina tertawa mendengar ucapan teman-temannya. “Kalian mau tahu aku dapat dari mana?”
Nina, Gea, dan Risma mengangguk serempak.
“Memangnya kamu dapat dari mana?” tanya Nina penasaran.
“Dari nenekku,” jawab Sandra.
“Memangnya kamu ulang tahun? Bukannya ulang tahun kamu masih dua bulan lagi?” tanya Gea heran.
“Nenek kamu baik banget! Kamu belum ulang tahun sudah dikasih kado,” komentar Risma.
“Yeee ... siapa bilang ini hadiah ulang tahun?” Sandra tertawa geli. “Ini hasil karya nenekku. Ini, kan, bakiak yang aku ceritakan itu. Kalian bilangnya ini sepatu Pinokio.”
“Ini sepatu Pinokio?” Nina, Gea, dan Sandra kembali terkejut.
Sandra mengangguk bangga.
“Ini sepatu Pinokio yang kamu ceritakan itu?” Nina mengulang pertanyaan dengan nada tidak percaya.
“Iya!” jawab Sandra. “Ini bakiak buatan nenekku.”
“Tapi ... kok, kayak kelom cantik yang di majalah Cantika?” Gea juga masih belum percaya.
“Buatannya halus. Lukisan bunga-bunganya juga indah.” Risma mengelus-elus bakiak alias sepatu Pinokio milik Sandra.”
“Nenekku memang punya usaha kecil-kecilan bikin bakiak seperti ini,” jelas Sandra. “Nah, khusus untuk aku, nenek sengaja membuatkan dengan warna biru kesukaanku yang dilukisnya dengan menggunakan cat untuk melukis di atas bahan.”
“Nenek kamu pintar, ya!” ucap Nina kagum.
“Iya. Aku jadi pengin dibuatkan bakiak seperti itu,” kata Gea.
“Aku juga!” ujar Risma, yang diikuti anggukan oleh Nina.
“Coba nanti aku tanya ke nenekku dulu, ya? Semoga nenek mau membuatkan untuk kalian juga. Kita, kan, bisa promosi ke teman-teman. Jadi membantu usaha nenekku juga, deh!” kata Sandra.
“Cihuuuy …!” seru Nina, Gea, dan Risma senang.
***

# Bagian ke-4

“Pssst ... neneknya Sandra baik, ya? Kita mau dikasih bakiak cantik seperti punya Sandra,” bisik Nina, saat mereka telah sampai di rumah nenek Sandra. Gea dan Risma mengangguk-angguk.
Kemarin, Sandra memberitahu Nina, Gea, dan Risma, kalau neneknya akan memberikan ketiganya masing-masing sepasang bakiak. Tetapi, nenek Sandra menginginkan mereka mengambil sendiri ke rumahnya. Saat diberitahu oleh Sandra, Nina, Gea, dan Risma, melonjak-lonjak kegirangan.
“Nah, ini dia bakiaknya. Alasnya terbuat dari kayu yang sudah diamplas dan dipernis halus. Nenek memasang penutup karetnya dengan warna yang berbeda-beda. Bakiak Sandra berwarna biru. Ini ada warna merah, hijau, dan ungu. Kalian pilih yang mana?” Nenek Sandra memperlihatkan tiga pasang bakiak di tangannya.
“Aku mau yang ungu, Nek!” pilih Nina.
“Aku yang hijau!” sahut Gea.
“Yang merah cantik. Aku pilih warna itu, Nek!” kata Risma.
Nenek Sandra tersenyum dan memberikan bakiak kepada Nina, Gea, dan Risma sesuai pilihan warna masing-masing.
“Terima kasih, Nek!” ucap Nina, Gea, dan Risma.
“Tapi, kok ....” Nina memandang bakiak warna ungu di tangannya. Kemudian memandang wajah Gea dan Risma bergantian. Ketiganya pun saling pandang.
Nenak Sandra tersenyum dan mengerti apa yang mereka pikirkan. “Bakiaknya belum dilukis, ya?”
“Iya, Nek!” jawab Risma. “Kami mau seperti punya Sandra. Bakiaknya bagus, mirip dengan kelom yang ada di halaman mode majalah Cantika.”
“Kok, namanya kelom? Bukannya namanya sepatu Pinokio?” goda nenek Sandra.
Nina, Gea, dan Risma tersipu malu. Nenek Sandra tersenyum melihatnya. Sandra malah tertawa melihat sikap ketiga temannya yang jadi salah tingkah.
“Bakiak itu sama dengan kelom. Sebutannya saja yang berbeda, tetapi bendanya sama,” jelas nenek Sandra. “Eh, tapi, bisa juga disebut sebagai sepatu Pinokio,” godanya lagi.
Mendengar perkataan neneknya, Sandra semakin tergelak. Nina, Gea, dan Risma pun akhirnya ikut tertawa.
“Sekarang bantu nenek mempercantik sepatu Pinokio kalian, ya?” ajak nenek Sandra.
Nenek Sandra kemudian membawa perlengkapan untuk melukis di atas bahan. Ada kuas dan beberapa warna cat lukis. Nenek Sandra memberi contoh cara melukisnya. Dengan semangat Nina, Gea, dan Risma melukis di atas bakiak masing-masing. Sandra tidak mau ketinggalan. Dia juga ikut minta sebuah bakiak untuk dilukis.
Sandra, Nina, Gea, dan Risma sangat gembira melihat hasil lukisan bakiak mereka. Ternyata hasilnya tidak kalah indah dibanding lukisan nenek Sandra.
“Terima kasih, Nek!” ucap Sandra, Nina, Gea, dan Risma riang.
“Pasti teman-teman kami yang lain pengin juga punya bakiak seperti ini,” kata Nina.
“Kalau mereka mau, mereka boleh pesan ke sini,” kata nenek Sandra. “Mereka pun bisa melukisnya sendiri seperti sepatu Pinokio kalian itu.”
Sandra, Nina, Gea, dan Risma tertawa mendengar ledekan nenek Sandra.
“Siap, Nek! Kami akan promosi sepatu Pinokio ini. Biar dagangan Nenek laris. Iya, kan, teman-teman?”
“Iyaaa ...!” Nina, Gea, dan Risma serempak menjawab sambil mengacungkan sepatu Pinokio masing-masing.
***

Dimuat di KORAN BERANI
28 Januari-3 Februari 2013 / Tahun VII / No. 3
4-10 Februari 20013 / Tahun VII / No. 4
11-17 Februari 20013 / Tahun VII / No. 5
18-24 Februari 20013 / Tahun VII / No. 6

[Buku Thia] Komik KKPK Robot Rainbow Cake

BUKU THIA KE-21


Judul: Robot Rainbow Cake
Penulis: Muthia Fadhila Khairunnisa
Komikus: Romy dan Danesh
Editor: Rony Amdani
Penerbit: DAR! Mizan
Tebal: 80 halaman

Sinopsis:
Ayu mengajak Putri untuk membuat rainbow cake. Sebelumnya, mereka membeli bahan-bahan yang diperlukan. Saat adonan kue sudah jadi, Kemal memamerkan robot ciptaannya yang dapat mencuci peralatan kotor. Robot itu pun melakukan tugasnya, termasuk mencuci adonan kue. Jelas saja, Putri menjadi marah.
Apa yang akan dilakukan Kemal agar Putri mau memaafkannya? Daripada penasaran, ikuti kisah kakak beradik ini, yuk!

Minggu, 24 Februari 2013

[Resensi Produk] Azalia, Quran Cantik yang Lengkap dan Modern

Quran Azalia dengan tiga warna pilihan

Akhirnya, kumenemukanmu ....
Penggalan lirik lagu grup musik Naff di atas, terasa pas sekali saat saya melihat sosok Quran Azalia.


Quran Azalia kompak berada di dashboard mobil. Isinya lengkap!

Ini dia yang saya cari! Tidak mengada-ada, Quran Azalia dari Syaamil Quran memang cantik. Ada tiga warna pilihan sesuai selera ... pink, biru, dan oranye. Selain itu, ukuran dan desainnya yang seperti dompet pesta dengan ritsleting kuning keemasan dan tali kecilnya, langsung membuat saya jatuh cinta. Mau dimasukkan ke dalam tas, bisa. Ditenteng saja, juga cantik. Diletakkan di dashboard mobil pun indah. Memudahkan untuk membacanya setiap saat.

Quran Azalia menemani perjalanan

Terlebih lagi saat membuka lembar demi lembar halamannya. Di dalamnya ada tiga kartu berisi daftar nama surat, pedoman tanda waqof, doa sujud tilawah, dan jadwal waktu sholat.
Ada juga tiga pita warna merah, kuning, dan biru, yang bisa digunakan untuk menandai halaman bacaan. Jadi, tidak perlu melipat ujung halaman, yang bisa menyebabkan lembaran kertasnya menjadi rusak.
Ukuran huruf-hurufnya, baik huruf Arab maupun huruf Latin terjemahan bahasa Indonesia juga pas. Tidak terlalu kecil, sehingga nyaman sekali saat membacanya. Dilengkapi dengan halaman blok ayat-ayat tentang wanita dan keluarga, indeks keluarga, wanita-wanita abadi dalam Al-Quran, doa Khatmil Quran, dan adab memuliakan Al-Quran, membuat pengetahuan kita sebagai muslimah bertambah.

Quran Azalia, cantik dan nyaman dibaca di mana pun

Quran Azalia tidak hanya memesona saya, tetapi juga putri dan mama saya.
Yuk, kobarkan #SemangatQuran dengan Azalia!
Quran cantik yang lengkap dan modern ... ya, Azalia.

Sabtu, 16 Februari 2013

[Puisi] Smile to the World


Kamu Kamu Kamu

Temanku bukan cuma kamu kamu kamu
Sebelumnya sudah ada kamu kamu kamu
Setelahnya muncul kamu kamu kamu
Tak hanya aku, kamu kamu kamu pun begitu


Jangan Bilang

Jangan bilang berkhianat
Dan menuding orang berkhianat
Sementara kau tak mengerti arti berkhianat
Dan kau telah berkhianat


- Jakarta, 16 Februari 2013 -

Jumat, 15 Februari 2013

Terbitkan Bukumu Bersama Stiletto Book




Stiletto Book adalah penerbit buku perempuan.
Sebuah penerbitan yang mendedikasikan diri untuk menerbitkan naskah-naskah fiksi maupun non fiksi yang berkaitan dengan dunia perempuan; 

  • Fiksi: novel romance, chicklit, teenlit, kumpulan cerpen, dll. 
  • Non fiksi: buku-buku pengembangan diri, how-to, kumpulan tips, dll. Tema bebas: life style, karier, kesehatan, traveling, parenting, relationship, dll.
Semua buku Stiletto Book bisa didapatkan di toko buku Gramedia, Gunung Agung, Togamas, Social Agency, Rumah Buku, dll di semua kota di wilayah Jawa dan kota2 besar di luar Jawa (Wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Bali).


Gambaran kerja sama.
Stiletto akan memberikan royalti yang besarnya antara 8% - 10% tergantung dari pengalaman penulis. 
  • Penulis yang sudah menerbitkan minimal 3 buku*, berhak atas royalti 10%
  • Penulis yang sudah menerbitkan 2 buku*, berhak atas royalti 9%
  • Penulis pemula (baru menerbitkan 1 buku* atau belum), berhak atas royalti 8%.
Catatan: buku* yang dimaksud di atas adalah BUKU KARYA PENULIS SENDIRI, bukan buku antologi yang ditulis berbarengan dan buku* tersebut diterbitkan oleh penerbit major (bukan penerbit indie).

Silakan kirim naskah terbaikmu dengan ketentuan sbb:


1. Sample Naskah Fiksi, berisi:

  • 30 halaman pertama naskahmu.
  • Sinopsis / Gambaran umum cerita selanjutnya. 
  • Genre bebas: teenlit, chicklit, romance, fiksi ilmiah, dll
2. Sampel Naskah Non-Fiksi, berisi: 
  • 30 halaman pertama
  • Daftar Isi / outline
  • Bertema tentang dunia perempuan
  • Genre bebas: kumpulan tips, how-to, psikologi populer, pengembangan diri, dll


Sertakan juga Biografimu (maks. 2 halaman), yang berisi:
  • Profil Penulis. Paling tidak berisi tentang: biodata umum, karya tulis yang pernah dipublikasikan (jika ada), komunitas/organisasi yang diikuti dan seberapa besar naskahmu potensial untuk dibaca komunitas tersebut (jika ada).
  • Total halaman naskah.
  • Alasan kenapa Stiletto Book harus menerbitkan naskahmu.
  • Jangan lupa, sertakan juga alamat social media yang kamu miliki (facebook, twitter, blog, goodreads, dll)
Ketentuan Penulisan dan Pengiriman Naskah: 
  • Naskah ditulis dalam kertas ukuran A4, Font Times New Roman 12, Spasi 1 ½, Format MS Word atau Adobe Reader
  • Panjang naskah antara 100 - 200 halaman  
  • Kirimkan sample naskah disertai dengan biografi dalam bentukattachment ke alamat [email] stilettobook@gmail.com. Tuliskan: Judul Naskah dan Namamu pada subjek email.
  • Setiap e-mail yang masuk akan kami respon untuk memberi tahu bahwa naskahmu telah kami terima.
  • Kurang lebih 1 bulan setelah naskah kami terima, kamu akan mendapatkan jawaban apakah naskahmu lolos riviu atau tidak.
  • Diutamakan penulisnya berjenis kelamin perempuan...:) Tapi tidak menutup kemungkinan jika ada penulis laki-laki yang punya naskah berthema "perempuan".
  • Jika Stiletto Book tertarik untuk menerbitkan naskahmu, maka penulis bersedia mengirimkan naskah lengkap dalam bentuk hardcopy ke alamat Redaksi Stiletto Book:
         Jl. Melati No. 171. Sambilegi Baru Kidul
         Maguwoharjo. Depok. Sleman. Yogyakarta
         Telp: (0274) 960 9484

Yuk, tunggu apa lagi? 
Segera kirim naskah terbaikmu ke Stiletto Book, ya.

Be smart and sexy with Stiletto Book


Love,
Editor in Chief Stiletto Book.

Herlina P. Dewi (@HerlinaPDewi)




[Puisi] Lebah dan Kawanannya


Aku tidak pernah mengganggu sekawanan lebah
Aku hanya memandang mereka
Mengagumi keindahan sarangnya
Dari jauh, tak berani mendekat

Pernah seekor lebah datang kepadaku
Berdengung dekat di telingaku
Berputar-putar naik-turun
Mengelilingiku memamerkan pesonanya

Lebah itu terlihat baik
Dia tidak menggigitku
Dia memberitahuku rahasia tariannya
Merayuku untuk meliuk bersamanya

Aku mencoba menyentuhnya
Dibalut embusan angin kepercayaan
Tak sadar aku ikut menari
Lepas bebas, dalam kenyamanan
Aku melayang ikut terbang

Tiba-tiba lebah itu menggigitku
Bersama kawanannya
Merajam sekujur tubuh
Sakit yang mengundang air mata
Perih pedih tak terkira

Salahku bermain bersama lebah itu
Sesal yang terlambat

Lebah dan kawanannya terbang tinggi
Sendiri kumelihat mereka
Tetap dari jauh tak mengusik
Hanya berharap tak diusik


- Jakarta, 15 Februari 2013 -

[Puisi] Titik Airku


Saat ketel mengepulkan asap
Titik air terbang melayang
Ditangkap langit berona biru
Melayang ringan sebagai awan

Langit membuka topengnya
Kelabu menjadi hiasan nyata
Titik-titik air yang kecil tumpah
Berubah menyemburkan air bah

Titi-titik air bercampur
Debu dan partikel mengubahnya
Semula bening, kini keruh
Pekat kotor dan tersingkirkan

Dalam perjalanan mencari muaranya
Selokan dan kubangan dihampiri
Sungai jernih menjadi likat
Titik air pasrah pada riwayatnya


- Jakarta, 15 Februari 2013 -

Kamis, 14 Februari 2013

Lomba Menulis "Aku dan Sekolahku"


Hai hai hai … apa kabar Men Temen? Semoga baik selalu ya. Ada kabar gembira lagi buat kamu yang pengin sharing pengalaman terus diterbitin jadi buku. Ini syarat-syaratnya:



1. Masih berumur di bawah 12 tahun
2. Tema cerita: tentang SEKOLAH
3. Cerita adalah pengalaman nyata yang kamu alami. Boleh humor, drama, tragedi, dan lain-lain.
4. Gaya penyampaian dalam bentuk cerpen
5. Halaman: 4 – 5, spasi 1.5, font Calibri 12 points, kertas A4
6. Batas waktu pengiriman 28 Februari 2013
7. Pengumuman 7 Maret 2013 hanya di darmizan.com
8. Naskah dikirim beserta biodata lengkap ke mizandar@yahoo.com, dengan subjek email “AKU DAN SEKOLAHKU”.
9. Sepuluh naskah terbaik akan diterbitkan dan mendapat honor.

Ditunggu ya, Men Temen kirimannya!


Sumber: http://darmizan.com

Senin, 04 Februari 2013

Pelatihan Menulis Buku Anak "WinnerClass"


Bikin Konsep Buku Anak “Islami” yang Keren
Dalam menulis buku anak, apalagi menulis naskah “Non Fiksi Anak” ada hal yang sangat penting, yaitu konsep. Konsep buku akan memudahkan penulis dalam menulis dan memudahkan penerbit untuk menelah naskah yang dikirim penulis.
WinnerClass sebagai kelas nulis paling seru! Kembali membuka kelas nulis, kali ini bekerjasama dengan penerbit Sahabat Ufuk yang “Islami, Knowladge, dan Trendy”. Output dari kelas akan diprioritaskan untuk diterbitkan di Sahabat Ufuk.
Bagaimana cara mengikuti kelas ini? Berikut info detailnya.


Kelas
Bikin Konsep Buku Anak “Islami” yang Keren

Pengajar
Imran Laha: Penulis dan Penanggung Jawab Lini Anak Penerbit Sahabat Ufuk

JadwalKelas (2 Kali Pertemuan)
Hari: Selasa dan Kamis: tanggal 19 dan 21 Februari 2013
Waktu: Malam 20.00-23.00
      *) setiap pertemuan 3 Jam.

Benefid
Winner mengetahui dasar-dasar Mengonsep Buku “Anak”
Winner praktik Mengonsep Buku “Anak”
Winner dibimbing langsung ahlinya
Setiap konsep yang telah dibuat akan diajukan untuk diterbitkan

Biaya
Setiap Peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 200.000,-
*) bagi Winner (yang telah menjadi winner) diskon 50%  Rp. 100.000,-

Cara Pendaftaran
1. Ketik: Daftar WinnerClass/Ufuk/Nama
    sms ke: 085722116027 CP. Syifa Line
2. Kirim uang pendaftaran melalui
    Bank BCA No. Rek: 4370948998 a.n: Rita Supiah Ningsih
    Bank Mandiri No. Rek: 1310006628152 a.n: Rita Supiah Ningsih
3. Kirim pemberitahuan pembayaran
    melalui sms via: 085722116027

RuangKelas
Group “Khusus” di Facebook
Pendaftaran ditutup tanggal 15 Februari 2013

CP
SyifaLinePro 085722116027

TerimaKasih,
LineProduction

Minggu, 03 Februari 2013

Kelas Online Editing


Pelatihan editing ini sangat penting bagi mereka yang ingin memperbarui pengetahuan penulisan dan editorial, serta memperluas akses ke setiap penerbitan karena penulisan yang baik dan tepat sasaran.
Sekolah Menulis Online menyelenggarakan:
Kelas Online Editing
Bersama Mira Rainayati
Editor Gramedia Grup
Jakarta, Indonesia

Pendidikan :
S-1 Jurnalistik/Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia.
Sedang pendidikan S-2 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

Sekilas Tentang Pemateri :
Mira Rainayati, editor di Gramedia Grup, bekerja menetap sebagai editor mulai tahun 2005 hingga sekarang; berpengalaman sebagai wartawan dan penulis lepas artikel di media massa.

Pelaksanaan :
Bulan Februari 2013; 5x pertemuan @ 1,5 jam.
Setiap hari Senin – Jumat, 11- 15 Februari 2012
Jam 20.00 – 21.30 wib.

Media : Grup Tertutup di Facebook.

Investasi 200 ribu

Silakan transfer ke
Ari Wulandari
Bank Muamalat Cabang UGM Yogyakarta
No rekening 922 615 2760
Kode bank 147; bisa transfer dari ATM Bersama/Prima.

Setelah transfer silakan konfirmasi ke 08156 8186 49 dan biodata singkat berupa nama, alamat id email dan id facebook. Kirimkan bukti transfer ke griyakinoysan@yahoo.com.
Bagi yang ingin naskahnya dibedah, silakan kirim naskah ke e-mail tersebut di atas (maks 10 halaman, format A4, Times New Roman 12 point). Naskah akan dibedah pada sesi terakhir.

Materi dan diskusi dalam bahasa Indonesia.
Sesi 1 : Editorial Konsep dan Trend Pasar
Sesi 2 : Editorial Judul
Sesi 3 : Editorial Ejaan dan Bahasa
Sesi 4 : Kelengkapan Naskah
Sesi 5 : Konsultasi Naskah

Sekolah Menulis Online
Griya Kinoysan University