Selasa, 22 April 2014

[Buku Saya] Ghost School Days C'est La Vie a Paris

BUKU KE-29

Judul: C'est La Vie a paris
Penulis: Shinta Handini dan Romy Hernadi
Komikus: Romy Hernadi
Editor: Rony Amdani
Penerbit: Muffin Graphics
Tebal: 112 halaman

Sinopsis:
Roro dan kawan-kawan merencanakan akan liburan tahun baru. Awalnya, mereka belum tahu akan berlibur ke mana. Lalu, muncullah ide untuk berlibur ke Paris. Mereka akan menginap di rumah pamannya Darko. Di sana, mereka mengalami berbagai kejadian yang tidak akan terlupakan. Kejadian apakah itu? Ayo, ikuti kisah liburan mereka!

Minggu, 20 April 2014

Bukti Terbit Tulisan Saya di Koran Berani


Kemarin, saat saya sedang mencuci piring di dapur, tiba-tiba Ariq berteriak, "Mama, ada paket!" Ariq mengacungkan sebuah amplop cokelat ukuran A4.
Saya menoleh sebentar, "Oh, itu majalah Bobo. Buka aja!"

Ya, dari ukuran amplopnya saya langsung menebak kalau itu kiriman majalah Bobo, langganan kami. Tapi, Ariq tetap bergeming. Amplop cokelat tersebut malah diletakkannya di atas meja makan. Saya sempat heran. Tumben, karena biasanya langsung dibuka dan dibaca. Bahkan sering rebutan dengan Thia dan Arza.

Setelah selesai mencuci piring, saya langsung mengambil paket amplop cokelat tersebut. Hm, dari mana ini? Bukan dari majalah Bobo. Saya langsung menebak dari label pengiriman yang tertera di sana. Bukan khas majalah Bobo yang hanya menampilkan nama dan alamat tujuan pengiriman, karena biasanya tercantum juga nama dan alamat pengirimnya.

Penasaran, saya langsung membukanya. Ternyata .... ow-oow, tiga eksemplar Koran Berani. Tak sabar saya langsung membuka halaman "Sastra". Benar, cerita bersambung saya dimuat di sana dalam tiga edisi penerbitan. Di sana tertulis nama saya sebagai penulisnya. Saya perhatikan judul dan sedikit membaca ceritanya. Yayayaaa ... benar, itu tulisan saya. Tapi, tulisan ini sudah lama saya kirim, mungkin sekitar dua tahun yang lalu. Saya sampai lupa. Apalagi, kami sudah sejak awal tahun 2014 ini tidak berlangganan Koran Berani lagi. Jadi, saya tidak tahu kalau ada cerita saya yang dimuat di sana.

Foto yang dikirim Ari via BB grup SD

Eh, tapi, saya langsung teringat. Sekitar seminggu yang lalu, ada seorang teman SD saya, Ari Dwi Putranto, yang memfoto nama saya dari Koran Berani. Dia lihat dan baca tulisan saya pada saat mengantar anaknya ke sekolah. Katanya, sekolah anaknya itu langganan Koran Berani.
Waktu itu saya mengira yang dibaca Ari adalah tulisan-tulisan lama saya yang dimuat di Koran Berani. Beneran enggak kepikiran kalau itu adalah tulisan saya yang baru dimuat. Baru terjawab dari paket yang saya terima ini. Tapi enggak salah juga, sih! Ini memang tulisan lama, tapi baru dimuat sekarang. :D

Mengenai honornya? Alhamdulillah, saya mendapat e-mail dari Mbak Veronika Novita dari Redaksi Koran Berani yang mengatakan telah mentransfer honor saya. Tidak hanya itu, ternyata saya mendapat lagi bukti terbitnya. Jadi untuk pemuatan tulisan saya ini, saya mendapat dobel bukti terbit. Lalu, apakah honornya juga dobel? Maunyaaa .... :D


Yang jelas, saaya sangat senang tulisan saya dibaca oleh teman-teman kecil yang membaca Koran Berani. Semoga bermanfaat bagi mereka. Aamiin. ^_^

Sabtu, 19 April 2014

[Tulisan Saya] Fitri dan Fitria

Cerita Bersambung

FITRI DAN FITRIA
Shinta Handini

# Bagian Pertama

“Mamaaa ... janji ya, aku dibelikan tiga baju baru!” Fitri merengek lagi.
Mama yang sedang sibuk bekerja di depan komputer hanya mengangguk.
“Pokoknya, aku mau baju seperti yang ada di majalah ini!” Fitri menunjukkan majalah yang berada di tangannya kepada mama. Di sana terbuka halaman yang menampilkan beberapa model yang memperagakan baju-baju indah.
Mama hanya melirik sebentar, kemudian kembali menekuri pekerjaannya.
Tidak berapa lama kemudian, kembali Fitri berteriak, “Sama sepatu yang kayak ini ya, Ma!” Tangannya menunjuk ke gambar yang ada di halaman berikutnya.
“Fitri, Mama sedang kerja, Sayang. Terserah, Fitri boleh beli baju dan sepatu apa saja. Tapi, sekarang biarkan Mama kerja dulu, yaaa ....” Mama yang merasa terganggu dengan ulah Fitri pun pindah ruangan ke taman belakang rumah.
“Uh, Mama ... kerja teruuus ...,” gerutu Fitri kesal. “Kapan, sih, punya waktu untuk aku? Sebel ... sebel ... sebeeel ...!” Fitri menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Bibirnya terlihat maju beberapa senti.
Fitri mengempaskan tubuhnya ke sofa. Kekesalannya terhadap mama ditumpahkan dengan memijat-mijat tombol remote control. Berkali-kali dia mengganti saluran televisi. Tapi, tidak ada tayangan yang cocok untuk dilihat.
Tiba-tiba, Fitri berteriak, “Bi Imaaas ... AC di ruang keluarga ini, kok, kurang dingin, sih?” Tangannya sibuk mengipas-ngipas leher dan mukanya.
Bi Imas yang mendengar teriakan majikan kecilnya tergopoh-gopoh muncul dari dapur.
“Ada apa, Non? Non Fitri memanggil saya?”
“Iya, Bi Imaaas .... Ini AC-nya, kenapa enggak terasa dingin?”
“AC-nya emang sudah waktunya diservis, Non. Bibi sudah memanggil tukang servis AC langganan. Tapi ternyata lagi sakit. Katanya, kalau sudah sehat, secepatnya akan ke rumah ini,” jelas Bi Imas.
“Kenapa enggak panggil tukang servis AC yang lain, sih, Bi?”
“Kasihan, Non. Tukang servis AC-nya sudah langganan sejak lama. Lagipula, anaknya banyak. Lumayan ongkos servisnya jadi rezeki anak-anak dan istrinya.”
“Ah, Bibiii ...!”
Dengan kesal Fitri masuk ke kamarnya. Dia melirik ke arah jam dinding. Pukul dua siang. Matahari di luar sedang tidak bersahabat. Fitri menyalakan AC, kemudian menuju rak buku di sudut kamarnya. Beberapa majalah diambil. Untuk beberapa saat lamanya, Fitri tenggelam dalam bacaan. Setelah itu, Fitri mulai kembali bosan.
Fitri menyalakan komputer. Dia mulai berselancar di dunia maya. Klik sana, klik sini, melihat berbagai macam berita. Akhirnya, dia membuka akun Facebook-nya.
Fitri menulis status.
Bosan ... bosan ... bosaaaaan ...!
Tidak beberapa lama, komentar-komentar dan lambang jempol tanda suka dengan status tersebut, bermunculan.
Kenapa, Fit? Main ke rumahku aja, yuk! Aku punya games barus, nih!
Jiaaah ... segalanya ada, kok, bosan? Tukeran tempat, mau, enggak?
Kalau bosan di bumi, coba pergi ke Mars.
Jalan-jalan ke mal, yuk! Temenin aku beli baju baru buat ke pesta pernikahan tanteku.
Dalam sekejab, belasan komentar menghiasi kolom di status Facebook Fitri. Tak ada sedikit pun niat di hati Fitri untuk membalasnya. Tiba-tiba, ada satu komentar yang menarik perhatiannya.
***

# Bagian Kedua
 
Hari ini aku dan keluargaku mau berkunjung ke panti asuhan. Mau ikut, enggak? Kalau mau, kutunggu di rumahku sekarang juga. Rencananya, kami mau makan malam bersama di sana.
Fitri melirik nama penulis komentar tersebut. Davina. Teman sekelas Fitri. Rumahnya hanya beda satu blok dari rumah Fitri.
Fitri membalas komentar Davina.
Davina, aku mauuu .... Tunggu, ya! Aku izin sama mamaku dulu. Kayaknya, sih, dibolehin. Soalnya mamaku juga lagi sibuk.
Davina membalasnya.
Oke! Aku tunggu. Cepetan!
Fitri menutup akun Facebook-nya dan mematikan komputer. Dia segera menuju taman belakang rumah, di mana mamanya berada.
“Mamaaa ... aku mau ikut sama Davina, yaaa .... Mau ke panti asuhan sama keluarganya. Mereka mau makan malam bersama di sana.”
Mama yang sedang serius bekerja, terkejut.
“Lho? Kok, tiba-tiba? Nanti, Mama makan malam sama siapa kalau kamu pergi? Papa, kan, lagi dinas ke luar kota.”
“Aku bosan, Ma. Mama kerja terus,” rajuk Fitri. “Boleh ya, aku ikut ke panti asuhan sama Davina dan keluarganya.”
Mama terdiam sejenak.
“Hm, begini saja. Pekerjaan Mama sebentar lagi beres. Gimana kalau Mama ikut juga? Kamu coba hubungi Davina dan keluarganya. Tanya alamat panti asuhannya. Nanti, kita menyusul ke sana.”
“Benar, Ma? Mama mau ikut juga?”
Mama tersenyum dan mengangguk. Fitri melonjak kegirangan.
“Iya, tapi kasih Mama waktu buat menyelesaikan pekerjaan Mama dulu sebentar.”
“Horeee ... makasih ya, Ma!” Fitri mencium pipi mamanya sekilas, sebelum kemudian berlari menuju ruang keluarga untuk menelepon Davina. Mama hanya geleng-geleng saja melihat tingkah Fitri.
Mama menghentikan mobil di depan sebuah rumah besar bercat putih. Sebenarnya, warna cat rumah itu sudah tidak putih lagi. Lebih terlihat berwarna kecokelatan karena sudah kusam.
“Benar ini tempatnya, Ma?” Fitri melihat ke sekelilingnya dengan tidak yakin.
“Iya. Itu, lihat saja papan nama di depan rumah itu!”
Fitri membaca tulisan yang ditunjuk mamanya. PANTI ASUHAN AZHAR. Fitri tertegun.
“Kok, malah bengong?” tegur mama. “Yuk, kita turun!”
Dengan ragu-ragu Fitri mengikuti mamanya turun dan masuk ke bangunan rumah panti asuhan.
“Fitri ...!” panggil Davina. “Senangnya kamu dan mamamu bisa bergabung bersama kami.”
Fitri tersenyum memandang Davina yang menyambutnya dengan riang. Davina mencium tangan mama Fitri dan mengajak keduanya masuk ke dalam rumah.
“Ini, kenalkan ... Bu Nadia, ibu dari teman-teman panti asuhan di sini.”
Bu Nadia mengangguk dan tersenyum kepada Fitri dan mamanya, seraya mengulurkan tangan.
“Nah, ini dia teman-teman panti asuhan yang tinggal di sini. Ini Farah, Mita, Dinda, Raras, Kinanti, Dewi, Dita ....”
Fitri takjub. Davina hafal nama-nama mereka semua.
“Nah, sekarang kita main dulu, yuk!” ajak Davina.
Fitri dan teman-teman di panti asuhan mengikuti langkah Davina ke halaman belakang. Fitri memerhatikan, semua tampak gembira, tidak ada yang bersedih.
Eh, tapi ... siapa itu yang menyendiri di sudut dekat pohon mangga? Fitri berjalan mendekati anak tersebut.
***

# Bagian Ketiga

“Kamu kenapa di sini sendirian? Engak ikut main?”
Anak itu tidak menjawab. Hanya menggeleng.
“Namaku Fitri. Namamu siapa?” Fitri mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
Dengan ragu-ragu anak itu menyambut uluran tangan Fitri.
“Fitria.”
Fitri terkejut, “Fitria? Wah, nama kita hampir sama!”
Anak itu mengangguk.
“Ah, kenapa kamu menyendiri, Fitria?”
“Aku kangen sama ibuku. Aku baru seminggu di sini. Aku dibawa ke sini karena sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ibuku baru saja meninggal tertabrak mobil waktu berangkat bekerja. Ibuku bekerja jadi pelayan di rumah makan.” Fitria mulai menangis.
Fitri memeluk tubuh Fitria. Dia ikut merasakan kesedihan yang dialami Fitria. Fitri jadi ingat akan mama. Betapa beruntungnya dia dibanding Fitria.
Di kejauhan, mama melihat semua yang dilakukan Fitri. Mama menyusut air mata yang menetes di sudut matanya.
“Mama ... mana baju-baju baru pesananku?” Fitri langsung menyerbu ketika melihat mama turun dari mobil.
“Ada! Semua baju-baju itu ada di bagasi mobil. Yuk, bantu Mama membawanya masuk ke rumah!”
“Horeee .... makasih ya, Ma!” Fitri melonjak kegirangan. “Fitria ... bantu aku yaaa .... Ini buat teman-teman di panti asuhan.”
Fitria muncul dari dalam rumah sambil berlari-lari kecil. Dengan cekatan dia membantu Fitri menurunkan barang-barang dari bagasi mobil. Mama tersenyum melihat keduanya.
“Ulang tahunku kali ini istimewa banget, ya, Ma. Aku senang, deh!” Fitri menghampiri mama yang sedang ikut menghitung jumlah barang-barang yang sudah diturunkan.
Mama tersenyum, “Iya, Sayang.”
“Apalagi sekarang ada Fitria yang tinggal bersama kita. Aku jadi enggak kesepian lagi kalau Mama dan Papa kerja.”
Mama mengusap-usap kepala Fitri dengan sayang.
“Hari ini kita ke panti asuhan lagi, kan, Ma?” Fitri menoleh ke arah mama. Mama mengangguk seraya tersenyum. “Besok, pas acara syukuran ulang tahunku, teman-teman di panti asuhan bisa pakai baju baru ini.”
“Lalu, kamu sendiri pakai baju apa, Sayang?”
“Baju-bajuku masih banyak yang bagus, Ma. Bahkan ada beberapa yang baru sekali dipakai,” jawab Fitri. “Eh, iya, Mama tidak lupa membeli baju baru untuk Fitria, kan?”
“Tentu saja, Sayang. Coba, lihat ini!” Mama mengeluarkan satu bungkusan besar yang masih belum dikeluarkan dari mobil.
“Wah, Fitria ... itu bajumu. Ayo, dibuka!”
“Terima kasih, Ma.” Fitria berjalan mendekati mama dan membuka bungkusan yang disodorkan mama.
“Loh, kok, bajunya ada dua, Ma? Sama modelnya.” Fitria meneliti kedua baju yang ada di tangannya. “Hanya ... warnanya saja yang berbeda. Satu warna biru dan satu warna hijau.”
“Iya, itu memang baju untuk kalian berdua. Untuk kedua anak Mama yang cantik dan baik.”
“Untukku juga, Ma?” Fitri terkejut. “Mama baik sekali. Terima kasih, Mamaku Sayang.” Fitri mengecup kedua pipi mamanya.
Mama tertawa senang. Dipeluknya keduanya. Fitri dan Fitria membalas pelukan mama.
“Yuk, sekarang kita bersiap ke panti asuhan,” ajak mama. “Besok, kita berkunjung ke sana lagi untuk pesta sederhana syukuran ulang tahun Fitri.”
“Asyiiik ...!” sorak Fitri dan Fitria. Mereka mengikuti mama memasukkan baju-baju baru untuk teman-teman di panti asuhan ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan menuju panti asuhan, Fitri tersenyum bahagia. Fitri gembira menyambut ulang tahunnya esok hari. Ulang tahunnya kali ini menjadi ulang tahun yang terindah untuknya.
***

Dimuat di KORAN BERANI
17-23 Maret 2014 / Tahun VIII / No.11
24-30 Maret 2014 / Tahun VIII / No.12
31 Maret - 6 April 2014 / Tahun VIII / No.13

[Editan Saya] KKPK Ide Misterius

BUKU EDITAN KE-25

Judul: Ide Misterius
Penulis: Karisa
Ilustrator: Roni Saptoni dan Hafid Awaludin
Editor: Dadan Ramadhan dan Shinta Handini
Penerbit: DAR! Mizan
Tebal: 128 halaman

Sinopsis:
Fanny pindah sekolah. Di sekolahnya yang baru, dia langsung mempunyai banyak teman. Fanny pintar dan baik hati. Tapi, sayangnya, ada satu anak yang tidak suka sama Fanny. Dia adalah Fia. Fia merasa terancam oleh Fanny yang pintar, karena Fia selalu ranking pertama di kelasnya. Fia pun lantas banyak membuat ulah. Fanny mencari akal. Triiing ... Fanny punya satu ide yang misterius. Apa, ya, ide misteriusnya? Apakah ide itu berhasil?
Eitsss ... selain cerita tentang Fanny dan Fia, masih ada kisah-kisah seru di buku ini. Mau tahu selengkapnya? Yuk, dibaca sampai tuntas!

Lomba Menulis Cerita untuk SD/MI dan SMP/MTs 2014 Kemendikbud


Untuk merangsang minat dan kreativitas siswa dalam membaca dan menulis karya sastra, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 ini kembali menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita (LMC).

Lomba terbagi dalam dua kategori peserta yaitu:
  1. Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
  2. Siswa Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Ada 13 tema yang bisa dipilih peserta, yakni:
  1. Kejujuran
  2. Ketulusan
  3. Disiplin
  4. Kerja keras
  5. Cinta tanah air
  6. Cinta lingkungan
  7. Kasih sayang
  8. Kesabaran
  9. Sopan santun
  10. Toleransi
  11. Kepedulian sosial
  12. Semangat gotong-royong
  13. Bencana alam
Untuk LMC kategori SD/MI:
Cerita ditulis dengan panjang 3 s.d. 5 halaman kertas ukuran A4 dengan jarak 1,5 spasi, jenis huruf Times New Roman, dan besar huruf 12 pt.

Untuk LMC kategori SMP/MTS:
Cerita ditulis dengan panjang 4 s.d. 8 halaman kertas ukuran A4 dengan jarak 1,5 spasi, jenis huruf Times New Roman, dan besar huruf 12 pt.

Hadiah yang disediakan bagi para pemenang cukup menggiurkan. Selain piala, sertifikat, dan souvenir, para juara tiap kategori akan menerima hadiah berupa uang pembinaan yang nilainya bervariasi:
  1. Pemenang ke-1 Rp 7,5 juta,
  2. Pemenang ke-2 Rp 6,5 juta
  3. Pemenang ke-3 Rp 6 juta
  4. Pemenang ke-4 s.d. 5 Rp 5,5 juta
  5. Pemenang ke-6 s.d. 10 Rp 5 juta
  6. Pemenang ke-11 s.d. 15 Rp 4,5 juta
Total hadiah Rp 90 juta.

Selain itu, 15 pemenang terbaik tiap kategori juga akan diundang untuk mengikuti workshop selama sepekan pada pertengahan November 2014. Workshop dipandu oleh para sastrawan beken tanah air.

Peserta boleh mengirim lebih dari satu karya terbaiknya.
Naskah dikirim ke:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Sub Output Pembinaan Pendidikan Estetika pada Subbag Rumah Tangga Bagian Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270.

Pengiriman naskah disertai biodata peserta (klik di sini).

Naskah diterima panitia paling lambat 1 September 2014 (stempel pos).
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik poster LMC-SD/MI dan LMC-SMP/MTs.




Sumber:
http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/ditjen-dikdas-kembali-gelar-lomba-menulis-cerita-2/

[Buku Saya] Komik KKPK Next-G Sirkus Keliling

BUKU KE-28

Judul: Sirkus Keliling
Penulis: Ammara Nashita - Davina Maritza Nastiti - Hafidz Arsya Diypa M. - Kinanti Dwi Tresnajuwita - Shinta Handini
Komikus: Faisal  Rendra - Mey - Romy
Editor: Rony Amdani
Penerbit: Muffin Graphics
Tebal: 104 halaman

Sinopsis:
Ketika sedang berada di taman kota, Bella mendapat selebaran dari seorang badut yang memberitahukan bahwa akan ada sirkus keliling. Bella mengajak ayah dan bundanya untuk melihat sirkus itu. Saat tiba di lokasi, ternyata sirkus kelilingnya sudah pergi. Apakah Bella berhasil menemukan sirkus keliling tersebut? Ikuti kisahnya, yuk!


[Buku Saya] Komik KKPK Next-G Trouble in Paris 2

BUKU KE-27

Judul: Trouble in Paris 2
Penulis: Athafia Siti Aishalya - Arkharega Vigie Prasetyo - Naila Inayah Mumtaz - Dwi Okta Viane - Shinta Handini
Komikus: Mey - Rendra - Satrio - Romy
Editor: Rony Amdani
Penerbit: Muffin Graphics
Tebal: 104 halaman

Sinopsis:
Rosi dan teman-teman akan pergi ke Paris naik kereta. Mereka berangkat dari Amsterdam. Kakek dan nenek Rosi mengantar mereka sampai stasiun. Sambil menunggu keretanya berangkat, mereka bercengkerama di dalam kereta. Di tengah kehangatan bercengkerama, Rosi izin ke toilet. Saat kembali, ternyata keretanya sudah berangkat.
Bagaimana dengan kakek dan nenek Rosi yang hanya mengantar sampai stasiun? Yuk, ikuti kehebohan yang terjadi!


Bukti Terbit Buku Karya Saya dan Cetul Karya Thia


Paket buku yang saya terima kira-kira seminggu yang lalu, benar-benar kejutan. Saya tidak tahu kalau akan ada buku tersendiri untuk serial Ghost School Days di Komik KKPK. Padahal sebelumnya, serial itu dimasukkan dalam buku kompilasi sebagai sisipan. Saya sempat berpikir, kalau cerpen saya di buku itu adalah cerpen-cerpen yang belum terbit dalam bentuk komik di Komik KKPK Next-G. Ternyata saya salah. Setelah saya buka, 3 cerpen saya dari 5 cerpen yang dibuatkan komiknya di buku itu, sudah ada dan terbit di buku-buku sebelumnya. Judul bukunya diambil dari cerita komikusnya, Romy Hernady, yaitu C'est La Vie a Paris.

Ini dia ketiga buku sebelumnya yang memuat karya saya yang sama dengan yang ada di buku ini:
  1. Suara-Suara Misterius --> Tragedi Malu di Mal Baru
  2. Trouble in Paris 2 --> Terjebak di Internet
  3. Sirkus Keliling --> Liburan Bareng Para Hantu Cilik

Biarpun cerita di buku ini bukan cerita baru, tetap saja saya senang. Apalagi dapat bukti terbitnya 5 eksemplar. Oh, ya, di paket ini juga ada satu bukti cetak ulang ke-2 buku karya Thia Komik Fantasteen Pentas Seni Horor. Alhamdulillah. ^_^

Bukti Cetak Ulang Buku-Buku Karya Thia


Yes, sekarang postingan keempat. Kebuuut ...! :D
Pertanyaannya, kenapa semua postingan enggak dijadiin satu cerita saja, sih? Jawabannya, enggak mau! Soalnya, kan, biar ngebanyak-banyakin postingan di blog. Hahaha ....

Ya, kali ini tentang sedikit kabar kalau sekitar pertengahan Maret, kami mendapat paket buku lagi dari Penerbit Mizan. Isinya buku-buku karya Thia semua, enggak ada nyelip satu pun buku karya saya atau editan saya. :D
Tapi, tetap senang, dong! Senang banget, malah. Enggak menduga sedikit pun, kalau paketnya berisi buku-buku karya Thia yang kembali cetak ulang, buku-buku yang baru sebulan sebelumnya cetak ulang. KKPK Let's Sing With Me cetak ulang ke-6 dan KKPK Little Ballerina 3 Singapore Championship cetak ulang ke-3

Saya sampai mengintip postingan saya sebelumnya. Pada 2 Maret 2014, saya memposting cerita ini. Di sana tertulis, kalau 1 Februari 2014, kami baru saja mendapat paket buku dengan judul yang sama. Jadi, dalam waktu sebulan, kedua buku karya Thia ini telah cetak ulang lagi. Alhamdulillah. ^_^

Paket Cetul Buku Thia dan Buku Editan Saya


Intermezo sebentar. Barusan ada tukang ambil sampah ke rumah. *lirik jam di komputer, pukul 09.00* Tumben, siang banget datangnya, ya? Padahal biasanya, sehabis subuh, tukang ambil sampah ini sudah berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengambil sampah. Sempat tadi pagi saya mengira, kalau sampahnya akan diambil besok pagi. Tapi, begitu mendengar dia datang barusan, saya buru-buru mengambil sampah dapur yang masih belum saya keluarkan. Pfiuuuh ... lega, sampah-sampah sudah diangkat semua. ^_^

Eh, kok, jadi ngomongin sampah, ya? Hahaha ....
Ya, pokoknya giranglah, rumah sudah bersih dari sampah. Sama girangnya ketika saya bisa memposting catatan ini di blog, tentang secuplik berita kalau beberapa waktu yang lalu, kami (saya dan Thia) mendapat paket buku dari Penerbit Mizan. Setelah dibuka, isinya adalah bukti terbit buku karya Thia KKPK Hwaiting ...! cetakan ke-3 dan buku editan saya KKPK Ide Misterius.
Alhamdulillah, pagi ini penuh kegembiraan dan rasa syukur. ^_^

Bukti Terbit Komik KKPK Sirkus Keliling


Yak, sekarang postingan yang kedua. :D
Sama seperti sebelumnya, saya lupa kapan buku komik kompilasi yang memuat karya saya ini dikirim. Sepertinya tidak berjarak terlalu lama dari kiriman buku yang sebelumnya. Sekitar beberapa hari. Soalnya waktu itu sempat heran juga. Baru dapat paket, kok, sudah dapat lagi. Apalagi paketnya ditujukan untuk saya. Memang, di rumah kami, kiriman paket buku itu ditujukannya kalau enggak untuk Thia, ya, sudah pasti untuk saya. Malah sering kali paket buku tersebut untuk kami berdua. :D

Nah, buku saya yang terbit itu berjudul Komik KKPK Sirkus Keliling. Judul cerpen saya yang dibuatkan komiknya berjudul Liburan Bareng Para Hantu Cilik.
Sebenarnya ini adalah cerpen yang saya buat pertama kali untuk seri Ghost School Days. Tapi diletakkannya, kok, di buku yang ketiga, ya? Hm, mungkin pengerjaannya berbarengan tapi proses produksinya yang kesalip. Eh, enggak tahu juga, sih! Sok tahu banget, deh, saya! :D
Yang jelas, mengiringi terbitnya buku ini, saya mengucap syukur alhamdulillah. ^_^

Bukti Terbit Komik KKPK Trouble in Paris 2


Alhamdulillah, akhirnya bisa leyeh-leyeh buka blog lagi. Pfuuuh ... fhuuuh ... fhuuuh ... ternyata banyak debunya juga, ya, blog saya ini. :D
Sebentar, saya melirik daftar postingan yang tertunda. Ckckck ... lumayan banyak ternyata. Termasuk malas juga saya untuk mencicil postingan, ya? Tapi enggak, ah! Enggak salah maksudnya. Hehehe ....

Yup, sudah dulu intermezonya. Sekarang mulai dulu dengan postingan pertama. Saya lupa ini kapan dikirimnya. Pokoknya sudah lama. Eh, tapi, belum sampai sebulan, kok! *lirik postingan terakhir di blog ini* :D

Yang jelas saya bersyukur banget ... nget ... nget ... ternyata, walau tidak produktif menulis, masih saja ada buku saya yang terbit. Kali ini, masih berupa kompilasi dalam Komik KKPK Next-G. Judulnya Trouble in Paris 2. Sementara itu, judul cerpen saya yang dibuat komiknya oleh komikus muda berbakat Romy Hernadi adalah Terjebak di Internet. Tentunya masih dalam seri yang sama, Ghost School Days. Alhamdulillah. ^_^