Selasa, 30 Desember 2014

[Catatan KPCI 2014 Bagian 2] Semua Adalah Bintang



Sebelum membaca catatan bagian kedua ini, ada baiknya membaca dulu catatan sebelumnya, [Catatan KPCI 2014 Bagian 1] Bintang-Bintang Berbakat. ^_^

***

Hari Pertama: Menuju Lokasi dan Pembukaan KPCI 2014
Akhirnyaaa ... kami, para juri akan kembali bertemu di acara Konferensi Penulis Cilik (KPCI). Kali ini tempatnya di Hotel Rizen Premiere, Bogor, pada tanggal 4-7 November 2014. Di sana, kami akan bertemu secara langsung dengan bintang-bintang berbakat yang telah terpilih untuk mengikuti acara ini. Ah, tidak sabar rasanya. ^_^

Sebelumnya, kami para juri dan peserta KPCI telah diberi rundown acara via e-mail. Wuiiih ... acaranya benar-benar padat! Dimulai dari bangun sebelum subuh hingga tidur menjelang tengah malam.

Penjurian KPCI yang kedua ini berbeda dengan yang pertama. Kalau pada penjurian sebelumnya, kami masing-masing tidak saling tahu teman-teman juri lainnya, sehingga waktu ke hotel tempat lokasi penjurian, berangkatnya sendiri-sendiri. Nah, untuk penjurian final, di antara kami ada beberapa kelompok yang sepakat untuk berangkat dan pulang bareng. Kelompok barengan ini sesuai kedekatan rumah dan kapasitas mobil yang bisa menampung penumpangnya. Ada kelompok Hendra Wijaya, Novi Kurnia, Triani Retno, Dian Hartati, dan Puri Paramitha. Ada juga kelompok Mas Andi Yudha, Kak Agga Danugraha, dan Huda Wahid. Sementara saya janjian berangkat bareng Nunik Utami.

Selasa, 4 November 2014, saya pun meluncur menjemput Nunik di restoran cepat saji dekat pintu tol Cibubur. Lega rasanya punya teman barengan, karena terus terang saja saya belum tahu lokasi hotelnya. Eh, tapi sepertinya semua juri juga belum pada tahu, deh! Tapi paling tidak, mereka tidak seperti saya yang sering nyasar. Padahal, di mobil sudah ada GPS sebagai pemandu. Hehehe.

Sepanjang jalan menuju Hotel Rizen Premiere, saya meminta Nunik untuk membantu saya memperhatikan papan pemandu jalan. Ya, walaupun sudah ada GPS, saya tetap tidak sepenuhnya percaya dengan petunjuk yang tertera di sana. Buktinya, saat keluar pintu tol Gadog ada persimpangan jalan, arah yang ditunjukkan oleh GPS membuat kami ragu. GPS memandu agar saya memilih jalan ke kanan menuju Ciawi. Sementara, saya dan Nunik merasa harusnya kami ke kiri yang ke arah Puncak. Akhirnya, di tengah jalan persimpangan itu, saya berhenti sambil menyalakan lampu hazard. Nunik sempat panik. Saya bilang tidak apa-apa, karena darurat. Daripada kami mengikuti petunjuk GPS dan akhirnya salah jalan? Saya pun kemudian menelepon Om Djoko Lelono yang sudah tiba duluan di Hotel Rizen. Ya, Om Djoko Lelono sangat perhatian kepada kami, semua juri. Beliau berulang kali menanyakan posisi kami di jalan. Beliau juga menginformasikan arus lalu lintas kepada kami. Benar, kan? Ternyata arah yang ditunjukkan GPS ngaco. Langsung saja saya matikan GPS-nya. Apalagi menurut informasi Om Djoko, kami hanya tinggal mengikuti jalan saja. Posisi hotel ada di sebelah kiri jalan setelah tempat wisata Cimory. Alhamdulillah, makasih infonya, Om Djoko. ^_^

Tak sampai satu jam perjalanan dari persimpangan yang meragukan tadi, saya dan Nunik tiba di Hotel Rizen Premiere. Suasana sangat ramai. Tempat parkir yang dekat dengan lobi, penuh. Saya pun parkir sedapatnya dulu. Ternyata, tempat parkir saya malah pas dengan pintu ruang makan hotel. Saat saya dan Nunik turun, kami bertemu dengan beberapa panitia dan langsung diminta untuk menuju ruang makan, karena saat itu waktunya jam makan siang.

Hotel Rizen Premiere dan kartu tanda pengenal juri
Selamat Datang di Hotel Rizen Premiere

Di ruang makan, sudah berkumpul para peserta KPCI didampingi oleh para panitia. Juri-juri pun sudah hampir semua datang. Kami langsung berbaur satu sama lain. Suasana sangat santai. Raut muka anak-anak para peserta KPCI pun terlihat sumringah. Mereka kelihatan bergembira karena lolos dan bisa diundang di acara KPCI ini. Saya sempat terdiam dan memperhatikan sekeliling, memperhatikan anak-anak itu. Anak-anak yang datang dari berbagai pelosok tanak air. Merekalah bintang-bintang itu, bintang-bintang yang kami nantikan kehadirannya. ^_^

Selesai makan siang, para peserta KPCI beristirahat di kamar mereka masing-masing. Sementara itu, kami para juri berkumpul di ballroom hotel. Kang Rama, selaku koordinator KPCI memberi beberapa pengarahan kepada kami mengenai lomba dan penjurian yang akan dilaksanakan keesokan paginya secara serempak untuk seluruh kategori lomba. Ada lima kategori yang diperlombakan, yaitu lomba menulis cerita pendek untuk pemula, lomba menulis cerita pendek untuk penulis, lomba menulis syair, lomba menulis pantun, dan lomba mendongeng. Kami para juri diminta untuk membuat tema untuk masing-masing lomba. Khusus juri-juri lomba mendongeng, mereka bebas tugas membuat tema lomba, karena temanya sudah ditentukan dari awal. Ya, para peserta dongeng sudah diberitahu terlebih dahulu temanya, karena mereka harus mempersiapkan properti untuk mendukung penampilan mereka saat lomba mendongeng.

Kang Rama memimpin briefing para juri
Tujuh juri wanita, kompak!

Selesai briefing dengan Kang Rama, seluruh juri dipersilakan untuk beristirahat di kamar masing-masing. Kembali saya sekamar dengan Eno. Sebelah kamar kami adalah kamar Nunik dan Novi. Beruntungnya kami berempat, karena kamar kami dihubungkan oleh connecting door. Kami pun sepakat untuk membiarkan pintunya terbuka

Kegembiraan saya bertambah ketika Om Djoko memberikan kejutan untuk saya. Beliau memberikan saya hadiah ulang tahun berupa dua novel bertanda tangan karya beliau dan selembar kartu ucapan bergambar foto saya buatan beliau. Ya, dua hari sebelumnya, tepat 2 November, umur saya bertambah satu. Saya sempat terdiam, lalu mendeprok di lantai karena terharu sekaligus kegirangan. Saya belum punya novel-novel karya beliau. Alhamdulillah, terima kasih, Om Djoko Lelono. ^_^

Hadiah ulang tahun dari Om Djoko Lelono. Lihat tulisan di kaos Om Djoko!

Malam hari, selepas maghrib dan makan malam, acara KPCI 2014 secara resmi akan dibuka oleh para pejabat dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI. Seluruh panitia, juri, dan peserta KPCI 2014 menggunakan kaos hijau. Ballroom hotel pun langsung mendadak hijau. Kak Dado dan Kak Nitri, dua MC KPCI dengan sigap dan ceria memandu acara hingga selesai.

Acara dimulai dari perkenalan dengan kakak-kakak LO (Liaison Officer), panitia pendamping adik-adik peserta KPCI dan para juri. Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan beberapa peserta dari berbagai daerah. Ada yang dari Aceh, Bengkalis, Pontianak, Maluku, hingga Papua. Sayang, ada salah satu peserta dari Papua yang tidak bisa hadir. Peserta ini berhasil lolos ikut KPCI 2014 dari kategori lomba cerpen pemula. Padahal, saat penjurian awal, kami para juri lomba cerpen pemula (saya, Eno, dan Huda) antusias ingin berkenalan dengannya. Entah kenapa dia tidak hadir. Alhamdulillah, rasa kecewa kami terobati. Dua peserta dari Bengkalis, Riau, yang karyanya dikirim via MMS melalui handphone dan di-print oleh panitia, bisa hadir. Keduanya menceritakan perjalanan panjang mereka hingga sampai ke hotel. Mereka harus naik perahu motor dari Pulau Bengkalis (tempat tinggal mereka) menuju Pekanbaru, disambung naik pesawat ke Jakarta, lalu naik bus menuju Bogor. Saat di perjalanan, ternyata mereka mabuk, hingga salah satu dari mereka ada yang sampai tidak tahan hingga mengeluarkan isi perut. Tapi, mereka juga bergembira. Saat transit di hotel di Pekanbaru, keduanya bercerita kalau mereka baru pertama kali menggunakan lift. Jadilah saat itu mereka naik turun lift. Mereka bahkan saling mencari dengan lift. Saat yang satu naik, yang satunya lagi turun. Begitu pula sebaliknya, hingga berkali-kali. Suasana ballroom hotel mendadak gaduh dan ramai. Semua tertawa dan bertepuk tangan mendengar cerita mereka. ^_^

Kakak-Kakak LO dan Juri-Juri
Perkenalan dengan beberapa peserta

Acara kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Banyak yang tidak hafal, bahkan tidak tahu lagu KKPK ini. Kak Dado dan Kak Nitri memandu hingga semua bisa. Kemudian dites per kelompok. Termasuk para juri pun ikut dites menyanyi lagu KKPK. Suasana semakin malam semakin bertambah seru dan meriah. :D

Selain itu, kami juga diajari yel-yel KPCI 2014.
Saat MC bilang:
KPCI 2014 ...!
Kami menjawab:
Jujur .... (kedua telapak tangan menempel di dada)
Cerdas .... (dua jari telunjuk diletakkan di kening kiri dan kanan)
Punya Karya .... (kedua tangan direntangkan ke depan)
Aku Bisa ...! (kedua tangan mengepal dan dientakkan ke atas)
 
Teks Lagu KKPK

Sampailah pada puncak acara Pembukaan Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2014. Beberapa pejabat dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI hadir dan tiba di ballroom hotel. Suasana yang tadinya riuh berubah tenang. Acara dimulai dengan doa bersama yang dipandu oleh Kak Lutfi, dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Ibrahim Bafadal selaku perwakilan dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI. Setelah itu Kak Rama memberikan pesan-pesan agar para peserta KPCI selalu bersemangat mengikuti seluruh kegiatan. Acara pembukaan KPCI 2014 ditutup dengan ketukan palu oleh Bapak Ibrahim Bafadal dan foto bersama. ^_^

Sambutan dari Bapak Ibrahim Bafadal dan pesan-pesan dari Kak Rama
Horeee ... foto bersamaaa ...!
Foto bersama para juri

Selesai sudah seluruh rangkaian acara pada hari pertama. Tapi tidak untuk para juri. Kami sepakat untuk berkumpul di kamar Kak Andi Yudha dan Emmus (kamarnya paling luas) untuk berembuk mengenai tema lomba

Tema untuk lomba menulis cerpen kategori pemula dan kategori penulis, sama. Saya, Eno, dan Huda (juri lomba menulis cerpen kategori pemula) bergabung dengan Nunik, Novi, dan Emmus (juri lomba menulis cerpen kategori penulis). Kami langsung berdiskusi. Kami sepakat memberikan tema keseharian yang mudah untuk ditulis. Kami memaklumi bahwa kondisi tiap peserta lomba untuk menghadapi lomba itu berbeda-beda. Ada yang bisa menulis cepat, ada yang lambat. Ada yang mudah menemukan ide tulisan, ada yang sulit. Ada yang menulis harus dalam suasana tenang, ada yang bisa di tempat ramai. Ada yang gugup menghadapi lomba, ada yang tenang. Bahkan ada yang bisa menulis saat santai di rumah, tetapi ketika ikut lomba menulis langsung hilang ide dan tidak tahu menulis apa.

Sebagian juri, narsis setelah mendiskusikan tema lomba :D
Tengah malam narsis with tongsis. Ampuuun ...! :D

Setelah berdiskusi panjang lebar, kami pun sepakat, tema untuk lomba menulis cerpen kategori pemula dan kategori penulis adalah "Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah". Kami melihat bahwa banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang membuat kita untuk berpikir kreatif. Bahwa prestasi itu tidak melulu berupa kemenangan atas suatu lomba yang diapresiasi dengan medali, piala, atau piagam penghargaan. Sesuatu yang kita lakukan hari ini lebih baik dari hari kemarin pun merupakan suatu prestasi. Dengan tema ini, kami berharap adik-adik peserta lomba menulis cerpen (kategori pemula dan ketegori penulis) dapat menyelesaikan tulisan mereka sesuai syarat yang telah ditentukan oleh panitia.  ^_^

***

Hari Kedua: Lomba dan Penjurian
Rabu, 5 November 2014 subuh, semua sudah bangun untuk shalat Subuh dan berolahraga. Kecuali para juri yang sebagian besar mempersiapkan materi lomba. Apa karena malas berolahraga, ya? Hehehe. :D

Setelah mandi dan sarapan, seluruh peserta KPCI dipersilakan untuk memasuki ruang tempat perlombaan masing-masing. Khusus untuk lomba menulis cerpen yang berjumlah 90 peserta, terdiri dari 57 peserta lomba cerpen pemula dan 33 peserta lomba cerpen penulis, ditempatkan di ballroom hotel. Sesuai jadwal acara, lomba akan dimulai serentak pukul 07.30-11.30. Tepat pukul 07.00 seluruh peserta sudah menempati tempatnya masing-masing, begitu juga dengan para peserta lomba cerpen (kategori pemula dan penulis).

Setelah dibuka oleh Kak Rama, sekaligus membaca doa agar dimudahkan dalam berlomba dan dilancarkan seluruh kegiatan acara pada hari itu, saya selaku juru bicara juri-juri cerpen pun mulai memberi pengarahan mengenai lombanya. Saya menjelaskan tentang tema lomba cerpen "Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah" berikut contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, saya menjelaskan tentang persyaratan penulisannya, yaitu sebanyak 2-5 halaman tulis tangan (bisa menggunakan pensil atau pulpen). Tulisan boleh menggunakan huruf tegak atau huruf sambung, yang penting jelas dan bisa dibaca oleh para juri. Setelah itu, saya memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya. Ada beberapa pertanyaan tekhnis yang biasa dilakukan saat menulis dengan mengetik di komputer. Misal, mengenai jarak kalimat pertama di awal paragraf dari garis tepi, cara menulis huruf miring (italic) saat ada kata-kata asing, atau ukuran huruf untuk judul cerita. Ada juga yang bertanya tentang jumlah kertas yang digunakan, kalau pensil yang digunakan sudah tumpul, atau kalau menulis dengan pulpen tapi salah dan ingin dihapus dengan tip-ex. Dengan dibantu oleh juri-juri lainnya (Eno, Huda, Nunik, Novi, dan Emmus), saya menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. Setelah tidak ada pertanyaan lagi, saya pun mempersilakan para peserta untuk mulai menulis. Bismillah. ^_^

Saya saat memberi pengarahan kepada para peserta lomba cerpen
Suasana ruangan lomba menulis cerpen untuk pemula dan penulis

Sudah seperti yang kami duga sebelumnya, kondisi tiap peserta menghadapi lomba itu berbeda-beda. Baru beberapa saat lomba dimulai, sudah ada peserta yang izin ingin ke belakang. Dengan ditemani oleh kakak-kakak LO, mereka pun bergantian pergi ke toilet. Tak lama, ada yang minta pensil baru karena pinsilnya patah. Yang paling mencemaskan, ada seorang peserta yang raut mukanya sudah hendak menangis karena merasa tidak sanggup untuk menulis cerpen. Dia cuma sanggup menulis dua paragraf saja. Itu pun sudah beberapa kali ganti kertas dan ganti cerita. Eno, yang kebetulan berada di dekat anak itu berusaha menenangkan dan membujuknya. Paling tidak, syarat menulis minimal 2 halaman sudah terpenuhi.

Waktu berjalan terus. Belum ada satu jam, sudah ada beberapa peserta yang selesai dan mengumpulkan tulisannya. Salut untuk mereka. Paling tidak, mental bertandingnya patut diacungi jempol. Mereka tetap bisa menulis dalam suasana lomba yang dibatasi waktu, tema baru, dan dalam pengawasan para juri lomba. Kondisi ini berpengaruh terhadap yang lainnya. Banyak yang menjadi terpacu untuk segera mengikuti jejak teman-temannya yang sudah mengumpulkan tulisannya duluan. Tapi beberapa anak yang di awal sudah merasa tak sanggup, menjadi makin cemas, gelisah, dan nyaris putus asa. Kami para juri segera mengambil tindakan. Kepada yang sudah selesai, agar duduk tenang di tempatnya masing-masing dan tidak mengganggu temannya yang masih menulis. Terhadap beberapa anak yang gelisah, kami segera mendampingi, menenangkannya, dan memberi mereka semangat.

Tepat pukul 11.30 seluruh lomba dinyatakan selesai. Semua peserta mengumpulkan tulisannya kepada para juri yang telah menunggu mereka di meja depan. Setelah mengisi daftar hadir dan daftar keikutsertaan lomba, para peserta diperkenankan beristirahat. Sementara itu, para juri masih sibuk mendata dan memeriksa semua berkas kelengkapan.

Para peserta KPCI boleh bernapas lega karena telah melewati perlombaan yang harus mereka ikuti. Setelah istirahat shalat Zuhur dan makan siang, mereka beserta kakak-kakak LO dan panitia lainnya berkumpul kembali di ballroom hotel untuk mengikuti acara selanjutnya, yang diisi oleh Kak Andi Yudha dan Kak Rama. Wuiiih ... sudah dipastikan, acaranya berlangsung seru! Tapi, para juri (selain juri dongeng yang telah selesai bertugas) harus kembali bekerja, membaca dan menilai semua tulisan peserta lomba. Pukul 16.00 panitia dan pihak Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI sudah harus mendapatkan nilai dan ranking dari masing-masing kategori lomba. Pfiuuuh ... ayo, semangat! ^_^

Kak Andi Yudha dan Kak Rama menghibur adik-adik peserta KPCI
Juri-juri lomba cerpen bekerja serius, membaca dan menilai tulisan para peserta lomba

Sama seperti penjurian awal, pada penjurian final ini pun kami, para juri cerpen kategori pemula (saya, Eno, dan Huda) mendapat jatah terbanyak untuk membaca dan menilai naskah. Menurut data sebelumnya, peserta lomba menulis syair, lomba menulis pantun, dan lomba mendongeng, masing-masing diikuti oleh 25 peserta. Untuk lomba menulis cerpen kategori penulis ada 33 peserta. Sementara lomba menulis cerpen kategori pemula berjumlah 57 peserta. Tapi, ada dua peserta yang lolos mengikuti KPCI dalam 2 kategori lomba. Keduanya lolos mengikuti KPCI pada lomba menulis cerpen pemula dan lomba menulis pantun. Pada saat lomba final ini, mereka diharuskan memilih salah satu lomba, karena waktunya berbarengan. Keduanya pun memilih untuk mengikuti lomba menulis pantun. Jadi, peserta lomba menulis cerpen pemula berkurang. Tapi, tetap saja paling banyak pesertanya. :D

Kembali kami para juri lomba menulis cerpen pemula (saya, Eno, dan Huda) membagi naskah tulisan menjadi tiga tumpukan. Masing-masing membaca satu tumpukan. Setelah selesai membaca dan memberi nilai, kami saling bertukar tumpukan naskah, hingga semuanya selesai dibaca dan diberi nilai. Beragam cerita yang kami baca dari tulisan para peserta lomba. Namun kelihatan masih banyak yang belum bisa mengembangkan tema cerita. Beberapa tulisan malah menuliskan kembali contoh cerita yang saya buat saat menerangkan tema di awal lomba. Namun, tidak mengapa. Sudah berhasil  menjadi peserta KPCI dan berani berkompetisi saja sudah merupakan prestasi. Sama seperti tema yang dimaksud oleh kami para juri lomba cerpen.

Di antara sekian banyak tulisan, ada satu tulisan yang sangat menonjol. Awalnya, saya mengira penulisnya membuat cerita misteri, karena judulnya adalah "Jeritan-Jeritan Roh". Saya penasaran dan segera membacanya. Dari tulisan tersebut, saya bisa menangkap kalau penulisnya mempunyai wawasan yang luas karena senang membaca. Saya sampai googling untuk memastikan kebenaran dari pengetahuan yang ditulis penulis ke dalam ceritanya. Luar biasa! Ternyata benar. Tidak hanya saya yang berpendapat demikian. Eno dan Huda pun takjub dibuatnya. Bahkan Nunik, Novi, dan Emmus (para juri lomba cerpen kategori penulis) juga sependapat dengan kami (juri-juri lomba menulis cerpen kategori pemula). Kami berenam akhirnya memutuskan kalau tulisan itu menjadi tulisan favorit seluruh juri lomba cerpen. Penasaran dengan ceritanya? Tunggu saja! Bukunya akan terbit dalam KKPK Luks edisi khusus peserta lomba cerpen KPCI. ^_^

Dari pengalaman tersebut, saya bisa mengambil pelajaran kembali bahwa yang duluan memulai belum tentu lebih unggul dari yang belakangan. Kesungguhan, kedisiplinan, terutama passion yang kuat yang menjadikan seseorang itu bisa sukses. Ingat juga bahwa di atas langit masih ada langit. Semua kuasa dari Allah Swt. ^_^

Pukul 15.30, kami para juri lomba cerpen telah menyelesaikan perekapan nilai dan pemberian ranking untuk seluruh naskah lomba menulis cerpen. Tepat pukul 16.00, kami menyerahkan laporannya, sekaligus menandatangani Berita Acara Penerimaan (BAP) kepada panitia. Laporan tersebut, nantinya akan disampaikan kepada pihak Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI. Alhamdulillah, tuntas sudah tugas kami sebagai juri. ^_^

Malam harinya, panitia dan peserta KPCI mempunyai acara khusus, yaitu rapat komisi untuk menentukan Ketua KPCI 2014. Kami para juri memilih beritirahat dan menikmati suasana malam di sekitar hotel. Tetapi sebelumnya, kami mengintip ballroom hotel, tempat diselenggarakannya rapat komisi itu. Wuiiih ... seru! Pengalaman ini bisa menjadi bekal dan pengetahuan para peserta mengenai pelaksanaan musyawarah untuk mufakat. Keren! :D

Rapat komisi-komisi untuk pemilihan Ketua KPCI 2014
Kandidat Ketua KPCI dan Ketua KPCI 2014 terpilih
Waktu bebas usai penjurian
Makan malam santai para juri

Seluruh juri akhirnya memutuskan untuk tidur lebih awal. Ya, malam sebelumnya, kami hanya tidur beberapa jam, karena harus mempersiapkan tema lomba. Sebelum pukul 22.00, saya, Eno, Nunik, dan Novi pun terlelap. Tapi, tetap saja, dini hari pukul 02.00 kami sudah terbangun. Kami memang sudah diingatkan oleh panitia agar pukul 04.30 sudah siap untuk sarapan. Jadwal kami esok hari adalah ke kantor Kembuddikdasmen dan tempat bermain Kidzania. Kami harus sudah berangkat dari hotel pukul 05.30. Jadi, sarapan pun harus lebih awal. Wow, sarapan atau sahur, ya? Hehehe. :D

***

Hari Ketiga: Ke Kantor Kembuddikdasmen dan Kidzania
Sesuai jadwal, saya, Eno, Nunik, dan Novi sudah siap sejak pukul 04.00. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, kami memakai kaos KPCI, kali ini kami memakai pakaian resmi bernuansa batik. Memang, jauh-jauh hari, panitia berpesan kepada kami untuk membawa baju batik yang akan dipakai saat kunjungan ke kantor Kembuddikdasmen. Wuiiih ... jadi pada anggun dan lebih rapi, euy! :D

Bersiap menunggu bus menuju kantor Kembuddikdasmen

Tepat pukul 6.30 bus-bus yang akan kami tumpangi tiba. Semuanya ada 5 bus. panitia langsung mengatur pembagian kelompok ke dalam bus-bus tersebut. Seluruh juri ditempatkan dalam Bus V. Pukul 07.00 rombongan bergerak menuju Jakarta. Sepanjang perjalanan, kakak-kakak LO berusaha membuat adik-adik peserta KPCI di Bus V tetap nyaman. Khusus di Bus V ini ada tambahan bantuan penghibur, yaitu Kak Andi Yudha dan Kakek Djoko Lelono (begitu para peserta KPCI menyebutnya). Bus V pun punya nama baru dari Kak Andi ... Biskuat. Hahaha.

Persiapan keberangkatan menuju kantor Kembuddikdasmen

Alhamdulillah, perjalanan lancar. Pukul 08.00, kami tiba di kantor Kembuddikdasmen dan segera menuju gedung 5 lantai 2, tempat diselenggarakannya acara. Panitia langsung mengatur tempat duduk. Menurut rundown acara, di kantor Kembuddikdasmen ini akan ada penyerahan penghargaan bagi peserta KPCI berprestasi dari setiap kategori lomba. Bapak Menteri Anies Baswedan sendiri yang akan menyerahkan penghargaan tersebut.

Suasana ruangan tempat acara ketika kami baru saja tiba

Seperti biasa, apabila ada pejabat yang akan hadir, maka panitia sibuk mengatur dan melatih para hadirin (dalam hal ini yang hadir adalah seluruh peserta KPCI, para juri, dan panitia pendamping). Kami pun dengan arahan protokoler acara dari kementerian, berkali-kali berlatih menyambut kedatangan Bapak Menteri dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Di sela-sela latihan, MC dari kementrian berkeliling menyapa kami dan bertanya-tanya tentang banyak hal. Saya juga kebagian ditanya tentang penjurian lomba cerpen. ^_^

Akhirnya, yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bapak Menteri Anies Baswedan hadir. Tatapan mata seluruh yang hadir di ruangan langsung mengikuti langkah beliau, mulai dari pintu kedatangan hingga menuju tempat duduk yang telah ditentukan, diiringi riuhnya tepuk tangan. MC langsung menertibkan suasana dengan mengajak seluruh hadirin berdiri. Lagu Indonesia Raya pun berkumandang. Kami semua yang ada di ruangan menyanyikannya dengan khidmat dan penuh semangat.

Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama Bapak Menteri Anies Baswedan

Acara dibuka dengan Tari Saman. Dilanjutkan dengan laporan penyelenggaraan KPCI 2014 dari Bapak Dirjen Dikdas. Lalu, tiba-tiba ruangan menjadi gelap. Ternyata, di layar besar yang terdapat di kiri dan kanan panggung, diputar tayangan video Kilas Balik KPCI 2014. Semua mata langsung menatap ke layar-layar tersebut. Ruangan kembali mendadak riuh saat wajah-wajah para peserta, panitia, dan para juri disorot oleh kamera. Kegiatan-kegiatan KPCI saat di Hotel Rizen terekam di sana. Sungguh membuat haru, sekaligus seru, lucu, dan tak terduga. Ketika tayangan berakhir, semua bertepuk tangan. Kereeen ...! ^_^

Tari Saman dan laporan dari Bapak Dirjen Dikdas

Selanjutnya adalah sambutan dari CEO Mizan Ibu Sari Meutia. Beliau berbagi cerita tentang seri KKPK saat kunjungannya ke negara-negara lain pada acara book fair. Di negara-negara lain tidak ada perkumpulan penulis cilik seperti di Indonesia. Kita harus bangga, karena hanya Indonesia yang mempunyai Komunitas Penulis Cilik Indonesia (KPCI). Dengan kerjasama Mizan dan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI, acara Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar dan Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) pun selalu rutin diadakan setiap tahun. Ibu Sari Meutia berharap agar dalam acara book fair selanjutnya di luar negeri, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar RI bisa memfasilitasi keberangkatan penulis cilik KKPK sebagai duta penulis cilik dari Indonesia. Selain itu, Ibu Sari Meutia juga berharap kepada Kembuddikdasmen dan Bapak Menteri Anie baswedan untuk mengadakan acara serupa untuk remaja, berupa Konferensi Penulis Remaja Indonesi (KPRI). Alhamdulillah, Bapak Menteri Anies Baswedan menyanggupinya. Semoga semuanya bisa terlaksana secepatnya. Aamiin. ^_^

Acara selanjutnya adalah sambutan dari Bapak Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah (Menbuddikdasmen), Bapak Anies Baswedan. Bapak Menteri menyampaikan rasa bangganya kepada para peserta KPCI 2014 yang telah berkarya melalui menulis. Menurut beliau, menulis adalah salah satu cara untuk berekspresi, mengungkapkan pendapat melalui tulisan. Beliau mengatakan bahwa profesi apa pun nantinya yang akan digeluti di masa depan, semuanya memerlukan kemampuan menulis. Beliau juga bercerita tentang pengalamannya ketika remaja. Saat itu beliau diundang untuk mengikuti kegiatan OSIS yang diikuti oleh perwakilan OSIS dari sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan itu, beliau sangat aktif mengungkapkan segala gagasan yang ada dibenaknya, hingga membuat Bapak Fuad Hasan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu) mengundangnya untuk datang ke ruang kerja di kantor kementerian ini. Tidak disangka, saat ini, beliau yang menempati ruang kerja tersebut. ^_^

CEO Mizan Ibu Sari Meutia dan Mendikbuddikdasmen Bapak Anis Baswedan

Pada acara selingan dan hiburan, beberapa peserta KPCI 2014 mempersembahkan drama dengan judul "Rahasia Senyum Pangeran". Adik-adik yang tampil ini hanya latihan sekali, lho! Tapi, penampilannya alami dan luar biasa. Mereka tidak canggung sama sekali. Hebat! Tepuk tangan meriah langsung mengiringi saat dramanya usai.

Kemudian Christine Natalie (Lily), Ketua KPCI 2014 membacakan Deklarasi KPCI 2014 didampingi beberapa peserta KPCI lainnya. Setelah itu, bersama VP Mizan Publika Bapak Putut Widjanarko, mereka memberikan kenang-kenangan kepada Bapak Menteri Anies Baswedan.

Pementasan drama "Rahasia Senyum Pangeran"
Pembacaan Deklarasi KPCI 2014 dan penyerahan kenang-kenangan

Akhirnya, tibalah yang ditunggu-tunggu ... pengumuman peraih penghargaan lomba seluruh kategori pada KPCI 2014. Siapa saja, ya? Ini dia! ^_^

Lomba Menulis Cerita Pendek Kategori Penulis
Juara 1: Hana Alfazzahra
Juara 2: Muhammad Rafid Nadhif Rizqullah
Juara 3: Yuki Kristina Lase
Juara Harapan 1: Aisya Aulia Sudarajat
Juara Harapan 2: Fida Zalfa Latifah Yasmin
Juara Harapan 3: Galuh Edelweiss Sayyidina Rosyad

Lomba Menulis Cerita Pendek Kategori Pemula
Juara 1: Andi Tentribali Hikmah Napace
Juara 2: Diandra Nugraha Brilliansyah
Juara 3: Afifah Marsyla Fadhilati
Juara Harapan 1: Bintu Tsaini Hannaniswah
Juara Harapan 2: Amala Khairina Syahidah
Juara Harapan 3: Alifia Ayu Rizki Alya

Lomba Menulis Pantun
Juara 1: M. Gafiqi Al Hakiem
Juara 2: Arthur Fadillah Wahyujati
Juara 3: Ghina Imtinan
Juara Harapan 1: Alvania Tiara Zulfa
Juara Harapan 2: Wahidah Mevi Nihayah
Juara Harapan 3: Sindi Dwi Permatajati

Lomba Mendongeng
Juara 1: Irkhas Waslu Diva
Juara 2: Rivani Abu Bakar
Juara 3: Yudha Firmansyah
Juara Harapan 1: Rahmad Aziz Wirayuda
Juara Harapan 2: Zahwa Noor Aisya
Juara Harapan 3: Dzaky Raihan Daffa Purnomo

Lomba Menulis Syair
Juara 1: Puput Maulida
Juara 2: Rr. Pinkan Ayriko Hartawan
Juara 3: Dewani Tria Sukma
Juara Harapan 1: Dzaka Mutahassin Ramzan
Juara Harapan 2: Desi Arbanginah
Juara Harapan 3: Tiara Widitiaswari

Juara 1, 2, 3 kategori Syair, Pantun, Dongeng, Cerpen Penulis, Cerpen Pemula
Juara Harapan 1, 2, 3 kategori Syair, Pantun, Dongeng, Cerpen Penulis, Cerpen Pemula
Bapak Anies Baswedan bersama Ibu sari, Bapak Putut, dan pejabat Dirjen Dikdas
Para juri berfoto bersama Bapak Anies Baswedan
Para peserta KPCI 2014 berfoto bersama Bapak Anies Baswedan

Alhamdulillah, selesai sudah acara di Kembuddikdasmen. Sekarang waktunya ke Kidzania. Semua bergembira akan bermain di sana. Yang tadinya sedih karena tidak menang, tidak berlarut dalam kesedihannya. Ya, sebenarnya semua peserta adalah pemenang. Tidak ada yang kalah, karena semua telah berhasil melewati kompetisi yang tidak setiap orang bisa mempunyai kesempatan atau keberanian untuk mengikutinya. ^_^

Berfoto dengan latar belakang Bapak Anies Baswedan
Foto Bareng Ibu Sari, Bapak Putut, Om Djoko, dan Nunik

Kidzania ... kami datang! Sepertinya begitulah teriakan kegembiraan para peserta KPCI, panitia pendamping, dan juri-juri. Setelah melewati seluruh rangkaian acara yang padat, akhirnya kami bisa bersantai sejenak dengan bermain. Hm, sebenarnya yang boleh main, sih, anak-anak saja. Panitia pendamping dan juri-juri hanya diperkenankan menonton. Saya yang sudah beberapa kali ke Kidzania (bahkan seminggu sebelumnya baru saja mengantar Ariq dan Arza, anak-anak saya bermain di sana), akhirnya jadi guide dadakan buat teman-teman juri yang belum pernah ke Kidzania. :D

Foto bareng para juri di Pacific Place

Ya, Kidzania adalah miniatur kota kecil. Di sana banyak permainan berupa pekerjaan-pekerjaan seperti yang ada di kehidupan nyata. Semua yang berada di Kidzania harus bekerja bila ingin mendapatkan uang. Mata uang di Kidzania yaitu Kidzos. Setiap pekerjaan yang dilakukan di sana, bisa mendapatkan bayaran 5-20 Kidzos. Pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bayaran antara lain menjadi pilot, dokter, perawat, kontraktor, polisi, jaksa, penyiar, reporter, dan lain-lain. Uang yang didapat bisa untuk membayar kesenangan-kesenangan dengan menjadi pembalap, bersantai di salon, menari di klub, dan lain-lain.

Semua permainan yang ada di Kidzania memang menyenangkan. Sayang, hanya diperuntukkan bagi anak-anak usia 7-15 tahun. Seandainya orang dewasa boleh ikut bermain, pasti kami sudah ikut antre untuk bermain. Om Djoko Lelono saja sampai memohon dan merayu petugas yang memandu di tempat permainan agar diizinkan bermain. Tetapi, tetap saja tidak boleh. Petugas itu pun menjelaskan kalau gelang yang yang kami pakai berbeda dengan anak-anak. Setiap kali ada yang ingin bermain, gelang tersebut harus di-scan. Nah, data yang masuk ke dalam komputer akan menunjukkan kalau kami bukan usia anak-anak. Jadi, tidak boleh bermain. Tapi, dengan wajah memelas, Om Djoko masih tetap berusaha merayu petugas tersebut. Sementara petugas yang dirayu, senyum-senyum saja sambil menggeleng. Kami semua tertawa. Abis lucuuu .... :D

Eh, iya, di Kidzania saya sempat diwawancara oleh Kak Arisro dari Mizan Aplikasi. Katanya, sih, untuk dokumentasi di Mizan. Waduh, di tempat ramai begitu, agak grogi juga. Semoga tidak mengecewakan hasilnya. ^_^

Para peserta KPCI 2014 gembira bermain di Kidzania
Akhirnya bisa pura-pura ikutan main seperti para peserta KPCI :D
Cuma bisa foto-foto di Kidzania
Istirahat tetap foto-foto :D
Diwawancara untuk dokumentasi Mizan

Tak terasa waktu sudah hampir menunjukkan pukul 16.00. Semua permainan di Kidzania sudah ditutup. Kami pun harus kembali ke hotel. Setelah berhasil keluar dari antrean panjang di Kidzania, kami segera menuju bus sesuai kelompok. Perjalanan menuju hotel diwarnai dengan gerimis di luar. Seharian bergembira serta cuaca yang mendukung, membuat sebagian peserta, panitia pendamping, dan para juri tak kuasa menahan kantuk. Kegiatan selanjutnya masih menanti. Saat yang tepat untuk beristirahat sejenak. Lumayan, saat tiba di hotel badan bisa sedikit segar. ^_^

Gelang Kidzania, saksi kami pernah bersama di sana

Kira-kira pukul 18.30, kami tiba di hotel. Gerimis masih mewarnai cuaca pada hari itu. Setelah mandi dan shalat Maghrib, seluruh peserta KPCI, panitia pendamping, dan para juri wajib hadir di ballroom hotel. Malam itu adalah malam terakhir kami bersama. Malam itu akan dilaksanakan prosesi wisuda seluruh peserta KPCI 2014, penampilan dari masing-masing kelompok, dan penutupan.

Acara dimulai dengan renungan, serta pesan dan kesan dari Kak Rama. Kemudian, tanpa berpanjang-panjang, segera dilaksanakan prosesi wisuda yang diwakili oleh satu orang peserta dari tiap kelompok, diikuti pengalungan medali KPCI oleh panitia pembimbing kepada seluruh peserta KPCI 2014.

Acara selanjutnya adalah unjuk kebolehan dari masing-masing kelompok. Kalau sebelumnya mereka berkompetisi sendiri-sendiri, kali ini mereka harus memberikan penampilan terbaik dari kelompoknya. Nanti akan ada penghargaan untuk kelompok terbaik. Namun, di sela-sela penampilan kelompok, ada 3 juri yang harus pulang terlebih dahulu karena ada tugas lain yang sudah menanti. Mereka adalah Kak Andi Yudha, Kak Agga Danugraha, dan Kak Huda Wahid. Sebelum pulang, mereka menyampaikan pesan dan salam perpisahan. Ah, sedih rasanya. Tapi, di mana ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Esok pagi pun, kami semua harus berpisah.

Wisuda peserta KPCI 2014
Penampilan kelompok
Kak Andi, Kak Agga, dan Kak Huda harus pulang

Selesai sudah penampilan dari semua kelompok. Para juri harus memutuskan untuk memilih kelompok dengan penampilan terbaik. Wah, sungguh sulit! Semua kelompok memberikan penampilan terbaik. Tapi pada akhirnya, tetap harus memilih. Maka, pilihan para juri untuk kelompok dengan penampilan terbaik diberikan kepada Kelompok Cookidz. Masih ada lagi penghargaan kelompok terdisiplin. Penilaiannya diberikan oleh para panitia pendamping. Kembali penghargaan tersebut jatuh kepada Kelompok Cookidz. Selamat, ya! ^_^

Masih ada penghargaan lagi. kali ini untuk peserta terlucu, peserta teraktif, dan peserta posting sosial media terbaik. Penghargaan untuk peserta terlucu yaitu Athaya. Penghargaan peserta teraktif diberikan kepada Keisya Naura Ayu. Sementara penghargaan untuk peserta posting sosial media jatuh kepada Bintang Nurul. Keren, deh! Selamat untuk kalian bertiga. ^_^

Terakhir, seperti janji kami sebelumnya, para juri lomba cerpen memberikan penghargaan cerita pilihan juri kepada Andi Tentribali Hikmah Napace (kategori cerpen pemula) dan Fida Zalfa Latifah Yasmin (kategori cerpen penulis). Andi Tentribali Hikmah Napace juga merupakan peserta dengan cerita terfavorit pilihan seluruh juri cerpen. Begitu juga dengan juri-juri pantun. Ada tiga peserta favorit pilihan para juri pantun. Selamat untuk semuanya. ^_^

Kelompok Cookidz meraih dua penghargaan
Peserta Teraktif, Posting Sosial Media Terbaik, dan Terlucu
Peserta terfavorit pilihan juri

Akhirnya, tuntas sudah seluruh rangkaian acara pada hari itu. Esok hari sudah tidak ada kegiatan lagi. Peserta yang sudah dijemput malam itu dipersilakan untuk pulang. Yang belum dijemput bisa tidur semalam lagi hingga dijemput keesokan harinya. Selamat malam. Mimpi indah semuanya. ^_^

***

Hari Keempat: Perpisahan dan Pulang
Pagi ini adalah pagi terakhir sarapan bareng. Begitu bangun tidur, langsung packing dan mandi. Saat saya, Eno, Nunik, dan Novi turun ke ruang makan, sudah terlihat banyak peserta KPCI didampingi kakak-kakak LO untuk sarapan. Ada yang sudah bersiap-siap dengan tas dan kopernya, ada yang masih santai. Tapi semuanya terlihat merasa berat untuk berpisah. Di sana-sini terdengar ungkapan keinginan untuk bertemu kembali secepatnya. Bahkan ada yang meminta untuk menambah hari lagi acara KPCI-nya. Saya jadi ikut terharu. Saya sendiri merasa sayang dengan semua momen yang terjadi di sini. Pasti akan kangen dengan segala yang telah kami alami bersama selama KPCI. Apalagi, Om Djoko Lelono membuat beberapa video yang merekam peristiwa-peristiwa saat kami penjurian awal di Hotel Verona, Bandung, hingga hari ini di Hotel Rizen, Bogor.

Selesai sarapan, kami berempat kembali ke kamar. Eno, Novi, dan Nunik berusaha memanfaatkan waktu yang tersisa dengan menikmati balkon kamar kami. Sementara saya kembali turun sambil membawa sebagian tas saya untuk disimpan ke dalam bagasi mobil. Saya harus memanaskan mesin mobil sebentar, karena selama di hotel, belum sekali pun saya menyalakannya.

Di sekitar hotel sudah banyak peserta KPCI yang dijemput. Beberapa masih bergerombol untuk berfoto bersama. Saya pun tidak ingin ketinggalan untuk memanfaatkan waktu yang tinggal sebentar ini. Bersama para juri lainnya, kami ikut berfoto sambil mengabadikan beberapa sudut hotel, bekal kenang-kenangan bahwa kami pernah bersama dan bekerjasama. ^_^

Foto bersama dengan bintang-bintang KPCI
Foto bersama dengan teman-teman juri dan penulis

Saatnya pulang. Kalau waktu berangkat saya hanya berdua Nunik. Kini pulangnya konvoi dengan Irma Irawati (teman penulis yang anaknya ikut KPCI). Di mobil saya ada tambahan dua penumpang, yaitu Kak Andika Budiman dan Kak Reevi Hamzah. Sementara di mobil Irma ada tambahan dua penumpang juga, yaitu Kak Yulia Nurul Irawan dan Kak Nabila Amanda. Mereka akan ke IIBF (International Islamic Book Fair) di Istora Senayan. Kebetulan, saya masih ada waktu luang untuk bisa mampir ke IIBF, sebelum sore harinya menjemput Thia (putri saya) pulang sekolah. Kalau Irma memang tujuannya ke sana setelah menjemput Niswah (putrinya) yang ikut KPCI.

Perlahan, mobil kami meninggalkan Hotel Rizen Premiere. Di sinilah para bintang-bintang berbakat itu datang dari seluruh wilayah Indonesia. Di sinilah kami bertemu dan berkegiatan bersama-sama. Di sini pulalah kami yakin kalau mereka semua adalah bintang. ^_^

***

Sumber foto-foto: pribadi, teman-teman juri, dan Facebook KKPK


Notes:
Ini beberapa video yang dibuat Om Djoko Lelono. Kenangan manis yang bikin kangen. ^_^
1. JURI-JURI SAYANG
https://www.dropbox.com/s/fqm2d6q9jrk2nuc/JURI%20JURI%20SAYANG.m4v?dl=0
2. KPCI 2014
https://www.dropbox.com/sh/fxgbjd67r9hfbze/AABZa7-tSV1LrKMhjnyAFuMOa?dl=0#lh:null-KPCI%202014.m4v
3. VERONA
https://www.dropbox.com/sh/fxgbjd67r9hfbze/AABZa7-tSV1LrKMhjnyAFuMOa?dl=0#lh:null-New%20Project.m4v
4. CHAIYANG-CHAIYANG
https://www.dropbox.com/s/lipvt5ynogils6z/CHAIYANG%2C%20CHAIYANG.m4v?dl=0