Sabtu, 06 Juni 2015

Penulis Hebat Itu ....


Saat masih anak-anak, kita sering ditanya, “Apa, sih, cita-citanya?”
Bisa ditebak, pasti banyak yang menjawab ingin menjadi insinyur, dokter, polisi, atau pilot. Tidak heran, karena hanya itu contoh-contoh profesi yang menjanjikan dan diinginkan oleh orangtua kita. Berbeda dengan di zaman sekarang. Anak-anak apabila ditanya cita-citanya, maka akan beragam profesi yang menjadi jawaban mereka. Ada yang ingin menjadi pembalap, penyanyi, pemain sinetron, pesulap, bahkan ingin menjadi ustaz/ustazah. Semua itu karena banyaknya kesempatan dan kompetisi yang membuat passion, bakat, atau hobi mereka tersalurkan, hingga menjadi profesi. Contohnya kompetisi Indonesian Idol, X Faxtor, DAI AKSI, dan lain-lain.

Begitu juga dengan MENULIS. Kini, menulis juga bisa menjadi sebuah profesi, bahkan profesi yang menjanjikan. Siapa yang tidak kenal dengan JK. Rowling atau Andrea Hirata? JK. Rowling dengan bukunya Harry Potter dan Andrea Hirata dengan bukunya Laskar Pelangi adalah contoh-contoh PENULIS HEBAT. Dari hasil penjualan buku-bukunya, mereka menjadi terkenal dan kaya raya. Buku-buku mereka terjual hingga jutaan copy dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia. Otomatis, royalti yang mereka terima, sangat banyak. Tidak hanya itu, karya mereka itu pun diangkat ke layar lebar. Bertambah lagilah pundi-pundi kekayaan mereka.


Akibat pesona dari kesuksesan para penulis hebat tersebut, sekarang banyak sekali grup-grup menulis di sosial media yang mengajarkan tentang “menulis”. Anggotanya banyak hingga ribuan orang. Pelatihan-pelatihan menulis pun menjamur dan dibanjiri oleh banyak peserta. Jadi tidak heran, kenapa sekarang banyak orang yang ingin menjadi penulis? Ya, itu dia, karena menulis bisa menjadi sebuah profesi, bahkan profesi yang menjanjikan. Ada contoh dari penulis-penulis sukses dan hebat yang mereka ikuti. Mereka pun ingin sukses seperti para penulis idolanya.

Jangan salah, lho! Sebetulnya, hampir semua profesi membutuhkan keahlian menulis. Saya ambil contoh, dokter. Saat sakit dan pergi ke rumah sakit, kita akan diperiksa oleh dokter. Setelah melakukan pemeriksaan dengan teliti, dokter akan melakukan diagnosis penyakit kita agar dapat memberikan pengobatan dengan tepat. Lalu, apakah cukup seperti itu? Tentu saja tidak! Dokter akan menuliskan catatannya dalam file “riwayat penyakit” kita, semua hasil pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan yang diberikannya. Gunanya apabila sewaktu-waktu kita sakit dan kembali lagi ke dokter, maka dokter yang memeriksa akan tahu riwayat penyakit kita berikut pengobatannya. Berdasarkan catatan tersebut, dokter bisa melakukan tindakan yang tepat. Itu salah satu contoh profesi yang bukan penulis namun juga membutuhkan keahlian menulis.

Jadi, sebetulnya, menjadi penulis atau bukan penulis, kita harus mempunyai keahlian menulis. Apalagi jika ingin menjadi seorang trainer seperti di Akademi Trainer ini. Sudah pasti keahlian menulis sangat diperlukan. Ditambah lagi apabila trainer tersebut menulis dan menerbitkan buku berdasarkan keilmuan dari materi-materi training yang disampaikannya. Bisa dipastikan profesi trainer yang dijalaninya akan mendapat nilai tambah.

Lalu, apa yang harus dilakukan agar “bisa” menulis? Yang pertama tentu saja dengan banyak MEMBACA. Ada salah satu quote dari seorang penulis buku terkenal dari Amerika, yaitu Dr. Seuss. Beliau mengatakan,
“Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak hal yang Anda ketahui. Semakin banyak yang Anda pelajari, lebih banyak tempat yang Anda jelajahi.”
Seorang dokter harus terus belajar mempelajari berbagai macam penyakit dan pengobatannya. Salah satu caranya, tentu dengan banyak membaca buku yang berkaitan dengan ilmu kedokteran.

Apalagi seorang penulis. Untuk menjadi seorang penulis hebat, membaca adalah wajib hukumnya. Sebenarnya, banyak penulis buku fiksi yang belum pernah menjelajahi tempat-tempat yang dituliskannya dalam bukunya. Walaupun begitu, penulis tersebut dapat menuliskannya dengan baik seolah-olah dia pernah ke sana. Semua karena dia banyak membaca. Sebelum menulis, dia melakukan riset untuk bahan tulisannya tersebut. Dia membaca segala hal yang berkaitan dengan cerita yang hendak ditulisnya.

Kemudian, bagaimana caranya agar bisa menulis seperti para penulis hebat yang sukses dan terkenal itu? Tidak hanya diperlukan banyak membaca. Untuk menjadi penulis yang hebat, tentu saja harus MENULIS. Nah, agar tulisannya bagus dan dimengerti oleh pembaca, menulis harus dilatih setiap hari. Ibarat mata pisau yang tumpul, apabila diasah terus menerus, maka pisau itu akan tajam. Awalnya, menulis tidak perlu panjang-panjang. Ceritakan saja pengalaman kita sehari-hari agar kita terlatih menulis. Semakin sering menulis, maka kita akan semakin mahir.

Setelah itu, bagaimana caranya agar naskah cerita yang telah ditulis bisa diterbitkan? Tentu saja dengan BERANI mengirimkannya ke penerbit.
Saya sering mendengar curhatan teman-teman saya yang ingin menjadi penulis. Mereka ingin menjadi penulis, tapi tidak berani mengirimkan naskah ceritanya ke penerbit. Alasan yang paling utama adalah takut ditolak. Alasan lainnya banyak, seperti karena takut tulisannya jelek atau takut tulisannya ditertawakan. Mereka sudah menyerah duluan, kalah sebelum berperang. Padahal, sebelum buku Harry Potter menjadi best seller dan dicetak berulang kali, JK. Rowling telah ditolak sebanyak 14 kali oleh penerbit.

Terus, bagaimana kita bisa menjadi penulis kalau dihantui rasa ketakutan seperti itu? Ketakutan-ketakutan tersebut harus dihilangkan. Caranya bisa diawali dengan memperlihatkan kepada seorang teman untuk membaca dan menilainya. Bisa juga dengan mempostingnya di blog. Para pembaca yang mampir ke blog kita, mungkin akan memberikan komentar. Bila tidak ada yang memberikan komentar, setidaknya kita telah berhasil membuang rasa ketakutan-ketakutan kita itu. Kita telah berhasil memperlihatkan tulisan kita kepada orang lain untuk dibaca dengan risiko dikritik.

Jadi, untuk menjadi seorang penulis, selain harus banyak MEMBACA dan berlatih MENULIS setiap hari, tentu saja harus BERANI mengirimkan naskah ceritanya kepada penerbit.
Terus, terus, dan terus lakukan itu. Karena semua PENULIS HEBAT melakukan hal tersebut. Insya Allah dengan ikhtiar terus menerus, Allah Swt akan meridhai. Kita pun bisa sukses seperti mereka. Aamiin. ^_^


Catatan:
Ditulis sebagai tugas mengikuti Wanna Be Trainer (WBT) bimbingan Pak Jamil Azzaini dari Akademi Trainer

Sumber:
http://trainerlaris.com/profiles/blogs/penulis-hebat-itu


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

7 komentar :

  1. Catatan:
    Ditulis sebagai tugas mengikuti Wanna Be Trainer (WBT) bimbingan Pak Jamil Azzaini dari Akademi Trainer

    ***

    apakah ini online training atau ketemu langsung gitu shinta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketemu langsung, Dian. Tiga hari training, Jumat - Minggu, dari pukul 8.00 - 18.00. Ini shinta ikut WBT Batch 16, tanggal 5-7 Juni 2015 kemarin.
      Kalau enggak salah, September ada lagi WBT Batch 17.
      Kalau Dian mau ikut, bisa Shinta bilangin ke panitianya biar dapat diskon. Soalnya Shinta kemarin dapat diskon karena sebelumnya Shinta ikutin Thia untuk yang remaja, Public Speaking For Teens (PSFT) Batch 3, 15-17 Mei 2015.
      Kalau untuk remaja, mereka nginep. Acaranya full dari pagi sampai malam. Dikemas buat remaja, ada api unggunnya dan bikin life plan mereka masing-masing. ^_^

      Hapus
  2. Catatan:
    Ditulis sebagai tugas mengikuti Wanna Be Trainer (WBT) bimbingan Pak Jamil Azzaini dari Akademi Trainer

    ***

    apakah ini online training atau ketemu langsung gitu shinta?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketemu langsung, Dian. Tiga hari training, Jumat - Minggu, dari pukul 8.00 - 18.00. Ini shinta ikut WBT Batch 16, tanggal 5-7 Juni 2015 kemarin.
      Kalau enggak salah, September ada lagi WBT Batch 17.
      Kalau Dian mau ikut, bisa Shinta bilangin ke panitianya biar dapat diskon. Soalnya Shinta kemarin dapat diskon karena sebelumnya Shinta ikutin Thia untuk yang remaja, Public Speaking For Teens (PSFT) Batch 3, 15-17 Mei 2015.
      Kalau untuk remaja, mereka nginep. Acaranya full dari pagi sampai malam. Dikemas buat remaja, ada api unggunnya dan bikin life plan mereka masing-masing. ^_^

      Hapus
  3. wah seru yaa trainingnya mba shinta...yang ngajar pak jamil lagiii...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Dew ... senang bisa upgrade ilmu. Iya, seru bangeeet ...! Tambah keluarga yang saling menyemangati untuk bersama-sama hidup sukses mulia. ^_^

      Hapus
  4. Waaaa dau orang itu penulis idolaku lhooo... Aku juga punya cita-cita jadi penulis, tapi kurang PD kalo utk diliat/dibaca orang lain. Butuh banyak-banyak motivasi kayanya... Terima kasih Bu Shinta, postingannya bikin saya lumayan tersulut (jadi pengen nulis maksudnya) hehehehe :)

    BalasHapus