Seperti sekarang. Rumah sepi. Tinggal aku sendiri. Tugas pagi sudah kutunaikan. Anak-anak sudah kuantar ke sekolah masing-masing. Biasanya, bila ada kiriman pekerjaan, aku tidak pulang. Aku lebih senang tenggelam mengerjakan pekerjaan-pekerjaanku di sebuah tempat nyaman, yang dekat dengan sekolah anak-anak. Pramusaji tempat itu sampai hafal denganku, karena bisa tiga kali seminggu aku berada di sana, sendiri dan tak peduli dengan sekitar.
Kali ini, pekerjaan sudah selesai. Belum ada pekerjaan lanjutan. Aku memutuskan untuk langsung pulang. Biasanya, aku langsung menuju dapur, membereskan semuanya yang masih berantakan saat kutinggal mengantar anak-anak sekolah tadi pagi. Kini, tiba-tiba aku ingin menghadap komputerku, membuka blogku, dan hanya ingin mencurahkan rasaku di sini.
Aku ... aku ... aku tak tau apa yang lebih kurasa saat ini. Mungkin rasa sedih, gagal, dan bersalah, karena tiba-tiba mataku sudah kembali buram. Huruf-huruf yang kuhadapi terasa berbayang.
Ya, Allah ... aku cuma ingin segalanya baik, berjalan sesuai kapasitas, tidak berlebihan, namun penuh optimisme. Entah, aku harus bagaimana lagi sekarang? Semua sudah kulakukan. Semuanya. Aku hanya ingin kesederhanaan, kejujuran, keterbukaan, dan keadaan yang baik-baik saja. Hanya itu.
Ya, Allah ... redamlah emosiku, tahanlah perkataanku, jadikanlah aku orang yang sabar dan ikhlas. Hanya Engkau yang mengetahui maksud baikku terhadap kecintaanku. Tidak ada dendam dan benci. Hanya sedikit kesal dan marah di awal, yang selanjutnya berubah menjadi kepasrahan. Aku ingin yang terbaik untuk semuanya, terutama untuk kecintaanku. Karena aku sangat mencintai mereka. T_T
0 komentar :
Posting Komentar